Linimassa.id – Setiap 7 September diperingati sebagai Hari Udara Bersih Internasional untuk Langit Biru (International Day of Clean Air for blue skies).
Peringatan ini ditetapkan dan diselenggarakan setiap tahunnya oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).
Adanya peringatan ini bermaksud untuk memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan akan udara bersih dan perlunya upaya mengurangi efek kabut asap, asap, bahan kimia, karbon monoksida, dan bentuk-bentuk polusi udara berbahaya lainnya.
Mengutip dari laman PBB, sejarahnya bermula pada 26 November 2019, ketika Komite Kedua Sidang Majelis Umum PBB ke-74 mengadopsi sebuah resolusi yang menetapkan tanggal 7 September sebagai “Hari Udara Bersih Internasional untuk langit biru” .
Resolusi tersebut menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran publik di semua tingkatan tentang udara yang bersih, serta untuk mempromosikan dan memfasilitasi tindakan guna meningkatkan kualitas udara agar terhindar dari polusi.
Laman Detik menyebut, Hari Udara Bersih Internasional untuk Langit Biru ini juga bertujuan untuk membangun komunitas aksi global yang mendorong negara-negara untuk bekerja sama mengatasi polusi udara guna memastikan udara bersih bagi semua orang
Mengutip dari laman UNEP, peringatan Hari Udara Bersih Internasional untuk Langit Biru 2024 mengusung tema “Invest in #CleanAirNow”.
Peringatan tahun ini menekankan kebutuhan mendesak akan peningkatan investasi dan tanggung jawab bersama untuk memerangi polusi udara.
Polusi udara merupakan faktor risiko kematian terbesar kedua, yang menyebabkan sekitar 8,1 juta kematian dini setiap tahun akibat kondisi, seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut.
Statistik menunjukkan 99% orang di seluruh dunia menghirup udara yang tercemar; polusi udara menyebabkan 8,1 juta kematian pada tahun 2021, dengan lebih dari 90% terkait dengan penyakit tidak menular; dan lebih dari 700.000 kematian anak di bawah usia lima tahun disebabkan oleh polusi udara rumah tangga dan luar ruangan.
Jika kita bertindak sekarang, kita dapat mengurangi separuh kerugian panen global akibat polutan udara pada tahun 2050. Mengurangi emisi metana, gas rumah kaca dan polutan udara yang penting, dapat menghemat antara $4 miliar hingga $33 miliar.
Polusi udara merupakan risiko kesehatan lingkungan terbesar di zaman kita yang dapat memperburuk perubahan iklim, menyebabkan kerugian ekonomi, dan mengurangi produktivitas pertanian.
Polusi udara tidak mengenal batas wilayah sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab untuk melindungi atmosfer kita dan memastikan udara yang sehat untuk semua orang.
Polusi udara merupakan masalah global dengan dampak yang luas karena penyebarannya melalui jarak yang jauh. Jika tidak ada intervensi agresif, jumlah kematian dini akibat polusi udara diperkirakan akan meningkat lebih dari 50 persen pada tahun 2050.
Dengan berkolaborasi antar sektor, kita dapat mengurangi polusi udara melalui investasi kolektif berupa waktu, sumber daya, dan upaya.
Pada Hari Udara Bersih Internasional untuk langit biru ini, PBB mengajak semua orang, mulai dari pemerintah dan perusahaan hingga masyarakat sipil dan individu, untuk Berinvestasi dalam #CleanAirNow.
Dengan mengatasi polusi udara secara proaktif, kita dapat mencapai perubahan transformatif dan mengamankan udara yang sehat untuk semua orang. (Hilal)