LEBAK, LINIMASSA.ID – Investasi terbesar di Lebak dipegang oleg negara-negara dari Asia Tenggara yang merupakan tetangga Indonesia dengan nilai yang cukup fantastis.
Kendati masyarakat Kabupaten Lebak kini tersaingi oleh tenaga kerja asing, namun tak dipungkiri jika kehadiran investasi dari negara lain memberikan sumbangsih terhadap pendapatan daerah.
Ada empat negara dengan nilai investasi terbesar di Lebak, yang juga ikut mendongkrak pendapatan Pemprov Lebak dan Pemprov Banten dalam hal pendapatan dari realisasi investasi asing.
Kabupaten Lebak sendiri, merupakan salah satu wilayah di Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah yang potensial dan menjadi daya tarik bagi investor-investor luar negeri.
Tak heran, empat negara memberikan nilai investasi terbesar di Lebak, yakni Korea Selatan, Malaysia, Tiongkok, dan Thailand.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Pelayan Terpadu Satu Pintu atau DPMPTSP Kabupaten Lebak, keempat negara tersebut merupakan negara dengan nilai investasi yang cukup besar.
Jabatan Fungsional Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya pada DPMPTSP Kabupaten Lebak Robertus Edwin mengatakan, perkembangan investasi di Kabupaten Lebak berkembang pada sektor industri.
“Ada empat negara yang bekerja sama dengan Pemkab Lebak dengan nilai realisasi investasi terbesar,” kata Edwin, Senin 12 Mei 2025.
Besaran Nilai Investasi Terbesar di Lebak
Erwin menjelaskan, besaran realisasi nilai investasi terbesar di Lebak yang pertama ialah Korea Selatan Rp84 miliar, kemudian disusul Malaysia Rp1 Miliar, selanjutnya Tiongkok Rp741 juta, dan terahkir ialah Thailan Rp27 Juta.
Selain sektor industri, kata Erwin, perkembangan investasi yang bagus di Lebak juga terjadi pada sektor perumahan, sehingga memiliki potensi perkembangan investasi yang cukup bagus di masa depan.
“Terlihat dari capaian realisasi investasi triwulan I yang dimulai dari Januari hingga Maret 2025, yang mencapai Rp272 miliar,” katanya.
Ia menambahkan, dari capaian tersebut ada lima sektor penyumbang nilai investasi paling besar di Lebak yakni sektor teknologi komunikasi, industri dan perumahan.
“Lima sektor penyumbang dana investasi terbesar yang pertama sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp77 miliar, kedua perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp76 miliar, ketiga industri lainnya Rp51 miliar, keempat pertambangan Rp31 miliar dan kelima perdagangan serta reparasi Rp10 miliar,” imbuhnya.
Erwih berharap ke depan perkembangan investasi terus berjalan dengan baik dan dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.