PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Sudah lebih dari 20 tahun, jalan rusak di Kampung Pabuaran, Kelurahan Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, dibiarkan tanpa sentuhan perbaikan dari pemerintah.
Bosan menunggu, warga akhirnya memilih iuran untuk memperbaiki jalan tersebut secara swadaya atau mandiri.
Di lokasi nampak terlihat warga pun memasang spanduk di jalan rusak dengan bertuliskan ‘Selamat datang di kawasan wisata sejuta lubang’ ruas jalan Kadomas-Mogana.
Dengan material seadanya yang mereka beli dari hasil iuran, warga bergotong royong memperbaiki jalan yang sudah rusak parah selama puluhan tahun.
Warga setempat, Mustopa mengatakan warga bergotong royong memperbaiki jalan rusak ini yang sudah bertahun-tahun tak mendapat perhatian pemerintah. Mustopa menyebut kondisi jalan yang rusak ini menyulitkan aktivitas masyarakat.
“Sudah 20 tahun lebih ini jalan tidak ada perhatian dari pemerintah, makanya ini ada inisiatif dari warga secara swadaya untuk memperbaiki jalan yang rusak ini, karena kasihan banyak yang kesusahan ketika melewati jalan ini,” ungkapnya, Rabu 8 Januari 2025.
Mustopa mengatakan, kondisi jalan yang licin saat hujan sering menyebabkan pengendara motor jatuh.
“Karena emang banyak yang jatoh tiap harinya banyak tanah merah licin makanya masyarakat inisiatif, kita pasang spanduk seperti ini sebagai bentuk protes kita karena tidak ada perhatian dari pemerintah,” katanya.
Mustopa menjelaskan, kerusakan jalan ini membentang sepanjang 10 kilometer, mulai dari Kelurahan Kadomas hingga Desa Mogana, yang juga menjadi jalur penghubung antara Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
“Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kelurahan Kadomas sampai Desa Mogana. Jalan ini menghubungkan Pandeglang dan Lebak, tapi kondisinya rusak semua,” kata Mustopa.
Jalan Rusak Diabaikan Pemerintah
Merasa diabaikan, warga setempat terpaksa merogoh kocek sendiri untuk memperbaiki jalan rusak di wilayahnya. Dengan hasil swadaya, mereka menghabiskan sekitar Rp5 juta untuk membeli material.
“Dari swadaya masyarakat, uang yang sudah terkumpul dan habis buat jalan ini kisaran Rp5 juta lebih. Material semen saja sudah habis 70 sak, dari atas sampai bawah,” katanya.
Langkah swadaya ini bukan semata-mata untuk memperbaiki jalan, tapi juga sebagai bentuk sindiran halus kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang yang dinilai lamban menangani infrastruktur di wilayah tersebut.
Lurah Kadomas, Emil Salim mengungkapkan bahwa jalan rusak yang menjadi keluhan warga merupakan penghubung utama antara Kelurahan Kadomas, Kecamatan Pandeglang, dengan beberapa desa di Kecamatan Banjar.
Ia menyebut pihak kelurahan telah berulang kali mengusulkan perbaikan jalan tersebut kepada pemerintah, terutama melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan.
“Kalau dihitung, sejak 2019 sudah kami usulkan tiap tahun. Ini aspirasi masyarakat khususnya di Kampung Cijeruk dan Kampung Pabuaran karena jalan ini akses penting menuju kecamatan dan kabupaten,” ujarnya.
Emil menambahkan, jalan tersebut berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang. Namun, hingga kini belum ada tindakan nyata. Kondisi jalan yang rusak, terutama di area menanjak, dinilai membahayakan sehingga warga terpaksa swadaya memperbaikinya.