TANGERANG, LINIMASSA.ID – Satu Indonesia kena prank, viralnya pagar bambu yang mengelilingi areal laut di Kabupaten Tangerang ternyata bukan untuk pembangunan PIK 2 atau lainnya yang merusak biota bawah laut.
Setelah viral sebuat video yang direkam nelayan yang mengeluhkan pagar bambu mengelilingi laut dan mengganggu mata pencarian tangkapan ikan, ternyata itu sengaja di pasang oleh para nelayan lainnya.
Viralnya video itu bahkan sampai mendapat respon dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan membongkar pagar bambu tersebut pada Kamis 9 Januari 2025.
Tak hanya itu, sejumlah tokoh dan media pun ikut menyoroti perihal viralnya video itu yang diduga milik pembangunan PIK 2 yang merusak laut.
Sejumlah mahasiswa, masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam jaringan rakyat pantura menyebut bahwa pagar bambu yang membentang sekitar 30 KM tersebut adalah milik para nelayan yang dibuat secara swadaya untuk mencegah abrasi dan untuk budidaya kerang hijau.
Hal tersebut dikatakan oleh koordinator jaringan rakyat pantura Shandy saat konferensi pers di Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang pada Jumat 10 Januari 2025.
Pagar Bambu Pencegah Abrasi
Shandy mengungkapkan, sebenarnya bambu tersebut yang mirip dengan pagar adalah cerucuk yang diperuntukan sebagai tambak apung bersekat ataupun pembatas bidang – bidang untuk menangkal ombak yang mengakibatkan abrasi.
Dibangunnya cerucuk tersebut secara tidak langsung sama seperti pembangunan bagan-bagan yang sejak dulu sudah banyak terdapat di seluruh wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang, dari mulai desa tanjung pasir hingga dengan desa muncung.
“Kami ingin sudahi kegaduhan di wilayah utara Kabupaten Tangerang. Karena kami aja yang merupakan warga asli Tangerang Utara tidak membuat gaduh dan diam,” tegas Shandy.
Senada, Tarsin (48) warga Tangerang Utara mengutarakan bahwa cerucuk bambu tersebut tidak mengganggu sama sekali terhadap para nelayan yang ada di sini.
Malah kata Tarsin, dengan adanya cerucuk bambu tersebut penghasilan nelayan menjadi bertambah. Dan bisa membantu saat sekarang ini yang dirasakan para nelayan sulit mencari ikan.
“Pokoknya kami sebagai warga dan nelayan tidak mau menjadi objek politik di atas. Dan kami tegaskan bahwa di Tangerang Utara Kabupaten Tangerang saat ini sedang baik-baik saja. Jangan di politisasi,” keluhnya.
Selain itu, salah seorang nelayan Desa Lontar, Sarbana mengaku dengan adanya patok-patok bambu di pesisir pantai tersebut membuat kerang di laut berkembang biak.
Hal tersebut tentu saja akan menjadi pundi-pundi penghasilan harian bagi dirinya sebagai nelayan yang ada di pinggiran.
“Saha udah cek di bambu-bambunya kemarin, itu ada banyak kerang hijau kecil-kecil, yang di mana itu bisa diambil dan dijual oleh kami,”tutup Sarbana.