linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Viral di Twitter, Ini Dia Lasem, Kota Bandar di Pesisir Utara Jawa Abad 14 Maseh
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Viral di Twitter, Ini Dia Lasem, Kota Bandar di Pesisir Utara Jawa Abad 14 Maseh
Gaya Hidup

Viral di Twitter, Ini Dia Lasem, Kota Bandar di Pesisir Utara Jawa Abad 14 Maseh

Hilal Ahmad 18 Juli 2024
Share
waktu baca 4 menit
Lasem
SHARE

Linimassa.id – Nama Lasem jadi pembahasan warga Twitter atau X pada 17 Juli 2024. Semacam apa ini?

Laman Jalur Rempah Kemdikbud menyebut, Lasem adalah kota bandar di pesisir utara Jawa abad 14 masehi.

Memasuki abad 15 M, aktivitas perdagangan internasional di Nusantara yang telah berlangsung selama ratusan tahun kian ramai disinggahi para pedagang dari berbagai negeri.

Sebuah era yang diistilahkan Anthony Reid sebagai era niaga (age of commerce) ini ditandai dengan terjadinya ledakan perdagangan rempah-rempah, seperti cengkeh dan pala serta komoditas-komoditas perdagangan lainnya, di mana gugusan kepulauan Nusantara menjadi pusatnya.

Dengan semakin masifnya perdagangan rempah internasional, masyarakat dan kota-kota bandar di daerah pesisir menjadi negeri-negeri yang makmur. Bahkan, kemakmuran dan pengaruh sosial politik regional kerajaan-kesultanan Nusantara pada masa itu disamakan dengan kemakmuran negeri-negeri muslim Arab dan Cina.

Kota-kota di pesisir pun bertransformasi menjadi pusat-pusat peradaban dan melting point berbagai etnis dan umat beragama yang beragam. Salah satunya adalah Lasem, sebuah kota bandar kuno di pesisir Kabupaten Rembang.

Eksistensi Lasem sebagai pusat aktivitas bahari masyarakat sekitarnya dapat diketahui sejak abad 14 M.

Pada masa itu, Pelabuhan Regol dan Pelabuhan Kaeringan yang ada di Lasem menjadi pelabuhan-pelabuhan utama Kerajaan Majapahit.

Sebagai vasal Majapahit, Lasem dan pelabuhan-pelabuhannya menjadi pilar utama perekonomian negara.

Sebagai kerajaan agraris-bahari, keberadaan pelabuhan (bandar) sangatlah penting sebagai pusat perdagangan regional-internasional yang dapat memasarkan hasil komoditas kerajaan ke wilayah Nusantara lainnya, maupun bangsa-bangsa di dunia.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Eksistensi historis Lasem ini dapat dijumpai dalam sejumlah manuskrip, seperti Kakawin Negarakertagama, Pararaton, Babad Tanah Jawa, dan sebuah teks historiografi lokal berjudul Carita Sejarah Lasem.

Nah, jauh sebelum era Kerajaan Majapahit dan era niaga, jejak kebudayaan bahari yang jauh lebih tua juga dapat dijumpai di Desa Punjulharjo, tidak jauh dari Lasem, Rembang.

Ini bisa dilihat dari Situs Perahu Kuno Punjulharjo yang ditemukan tahun 2008 silam, diklaim sebagai situs perahu kuno terlengkap di Asia Tenggara.

Walau tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut, keberadaan Situs Perahu Punjulharjo menjadi bukti bahwa daerah di sekitar situs, yang kini berupa daratan, dulunya merupakan pelabuhan tempat perahu-perahu ditambatkan.

Setelah menjadi sebuah kadipaten yang otonom, Lasem tetap menjadi kota bandar yang ramai di masa berkuasanya Kesultanan Demak Bintoro, yang kemudian dilanjutkan Pajang dan Mataram.

Meski bukan daerah utama penghasil rempah, Lasem tetap disinggahi para pedagang regional-internasional.

Dengan kekayaan komoditas kayu jatinya, Lasem menjadi pusat galangan kapal yang masyhur di Nusantara.

Para pedagang juga singgah untuk mendapatkan komoditas lainnya, seperti beras dan madu. Terlebih pada masa itu umumnya pelabuhan-pelabuhan di pesisir utara Jawa adalah emporium yang menyediakan sekaligus komoditas-komoditas yang beragam.

Akhirnya Lasem pun bertransformasi menjadi “pelabuhan antara/perantara” yang diminati para pelaut sembari menunggu perubahan musim pelayaran yang dibutuhkan untuk berlayar.

Dengan alamnya yang indah, para pelaut dan saudagar dapat beristirahat sambil tetap melakukan aktivitas perdagangan maupun melakukan perbaikan kapal-kapalnya.

Alhasil, banyak pedagang asing yang menetap, membangun pemukiman dan membaur, serta melakukan kontak budaya dengan masyarakat setempat.

Lasem juga menjadi pusat dakwah dan pendidikan Islam yang ramai didatangi para santri dan masyarakat dengan hadirnya Mandala (pesantren) Sunan Bonang di Desa Bonang Lasem.

Sampai sekarang, sejumlah situs bersejarah, seperti galangan kapal, masjid, kelenteng, dan pemukiman pecinan masih dapat disaksikan dan menjadi saksi bisu sejarah kejayaan perdagangan rempah di Lasem.

Terlebih di tahun 2022 ini, revitalisasi Kota Pusaka telah dirampungkan yang tentunya kian menambah nilai estetis dan menjaga keberlangsungan kawasan cagar budaya Lasem.

Selain benda dan bangunan bersejarah, multikulturalisme dan praktik toleransi beragama yang hingga kini terpelihara antarumat beragama di Lasem juga menjadi bukti hidup warisan kehidupan masyarakat yang kosmopolitanisme di Jalur Rempah Nusantara.

Warisan harmoni keberagaman yang dipraktikkan masyarakat Lasem ini tentunya dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda Indonesia. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Canyoneering
Berani Coba Canyoneering? Ini 8 Hal yang Harus Diperhatikan
Gaya Hidup
Anggota DPRD Cilegon
5 Anggota DPRD Cilegon Dipanggil Polda Banten
News
GMNI
Akhiri Dualisme, Kongres GMNI Ke-XXII 2025 Bakal Digelar Di Surabaya
News
Pabrik peleburan baja di Cikande
3 Pabrik Peleburan Baja di Cikande Disidak Kementerian LH
News
SPMB di Banten
Pendaftaran SPMB di Banten 2025 Resmi Ditutup
Pendidikan
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?