linimassa.id – Pemilih kritis menilai Ganjar Pranowo merupakan bakal capres yang bisa melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan Anies Baswedan ‘antitesisnya’.
“Mereka yang mempersepsikan bakal capres yang akan mengubah kebijakan Presiden Jokowi paling banyak dialamatkan kepada Anies Baswedan,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani.
Sebanyak 47 persen responden mempersepsikan Anies Baswedan akan mengubah program Jokowi.
Sementara 27 persen sisanya menilai akan melanjutkan dan 26 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Di sisi lain, sebanyak 58 persen responden pemilih kritis menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi jika menang pada Pilpres 2024.
“Di antara tiga nama, Ganjar Pranowo paling banyak dinilai sebagai bakal capres yang bisa melanjutkan program pemerintahan Jokowi,” kata Deni, Selasa (9/5/2023).
Sebanyak 58 persen responden pemilih kritis menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi.
Sedangkan 22 persen lain menyatakan Ganjar Pranowo akan mengubah program dan 19 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Selanjutnya, penilaian pemilih kritis pada Prabowo Subianto adalah 36 persen responden meyakini akan melanjutkan program Presiden Jokowi.
Sedangkan 39 persen lain menilai akan mengubah program dan 25 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
“Nomor dua itu Prabowo Subianto 36 persen,” tambah Deni.
Persepsi responden pemilih kritis terhadap ketiga nama bakal capres tersebut konsisten diperoleh dalam dua kali survei, yakni pada 25-28 April dan 2-5 Mei 2023.
“Kami telah mengukur pertanyaan yang sama dua kali, hasilnya sangat konsisten, tidak ada perubahan yang berarti,” imbuhnya.
Dari dua survei SMRC itu, Ganjar Pranowo dinilai tetap konsisten sebagai bakal capres yang akan melanjutkan program Jokowi.
Sementara Anies Baswedan juga dinilai konsisten sebagai bakal capres yang paling mungkin mengubah program atau kebijakan Jokowi.
“Prabowo juga secara konsisten ada di tengah-tengah kedua bakal calon tersebut,” kata Deni.
Pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki handphone. Sehingga dinilai lebih memiliki akses ke sumber informasi sosial dan politik serta kritis menilai berbagai persoalan.