linimassa.id – Beberapa tahun terakhir, sugar glider mendapatkan popularitasnya sebagai hewan peliharaan.
Sugar glider adalah hewan yang cantik, menarik, serta energik. Walau terlihat seperti hewan pengerat, sugar glinder sebenarnya adalah hewan berkantung kecil yang memiliki hubungan paling dekat dengan kanguru dan koala.
Sugar glider memiliki ukuran sebesar telapak tangan dengan berat sekitar 80-160 gram, panjang sekitar 12-17 sentimeter, serta panjang ekor 17 sentimeter.
Ekor ini bertindak sebagai kemudi saat sugar glinder meluncur). Hewan berkantung yang tinggal di pohon ini berasal dari hutan tropis dan beriklim sejuk di Australia (bagian timur), Indonesia, serta Papua Nugini.
Sugar glider meluncur dari pohon ke pohon dan membuat rumah di lubang pohon. Mereka jarang menyentuh tanah.
Sugar glider memiliki tubuh yang mirip tupai dengan bulu abu-abu dan tanda hitam. Selain itu, memiliki selaput luncur—struktur tipis seperti kulit yang memanjang dari depan ke belakang di setiap sisi, hampir seperti sayap—yang membantu sugar glinder berjalan di antara pepohonan atau tempat dengan akurasi luar biasa.
Sebagai spesies penghuni pohon nokturnal, sugar glider memiliki mata besar yang membantunya menavigasi dalam kegelapan.
Rasa Ingin Tahu
Sugar glider adalah hewan yang menyenangkan, memiliki rasa ingin tahu, dan sosial. Namun, sugar glider membutuhkan penanganan yang sering agar bisa membuatnya tetao jinak bersama dengan ruang yang cukup untuk berolahraga.
Sugar glider dapat hidup hingga usia 15 tahun, jadi membutuhkan komitmen lama untuk menjadi “orang tua” hewan peliharaan.
Hewan ini sangat sosial dan hidup dalam kelompok lima sampai 12 di alam liar. Sugar glider sering bersuara dan biasanya jinak, tetapi akan menggigit ketika takut, stres, sakit, atau kurang bersosialisasi.
Bukan Tupai
Sugar glider (Petaurus breviceps) dikenal memiliki selaput yang memanjang di antara kaki depan dan belakang. Karena memiliki penampilan dan kebiasaan yang sangat mirip, hewan ini kerap dianggap sebagai tupai terbang. Padahal keduanya adalah spesies berbeda.
Perbedaan di antara keduanya, sugar glider merupakan hewan marsupial, sedangkan tupai terbang adalah hewan pengerat. Bagian atas kepala sugar glider memiliki garis dan corak yang khas, sementara tupai terbang terlihat polos tanpa corak. Ekor sugar glider juga lebih tebal, berbeda dengan ekor tupai terbang yang pipih, tipis, dan lembut.
Meski berukuran mungil dengan panjang 24-30 sentimeter dan berat 115-140 gram, nyatanya hewan ini bisa melompat hingga 150 kaki atau 50 meter, lho! Kemampuan melompat ini digunakan untuk menghindari predator, mencari makanan, dan melompat dari satu dahan ke dahan lain di habitat aslinya.
Mereka melompat dengan kaki depan dan belakang yang terentang lebar. Bukan hanya melompat, fakta menarik sugar glider ini juga bisa mengarahkan diri ke posisi tujuan dengan menggerakkan anggota badan. Misalnya, ketika ingin belok ke kiri, maka sugar glider akan menurunkan lengan kirinya. Begitu pula sebaliknya.
Rahasia
Hewan ini dinamai sugar glider karena berkaitan dengan kebiasaan makan mereka. Sugar glider suka makan makanan manis, seperti buah segar atau sayur-sayuran. Selain itu, sugar glider juga memakan nektar, serangga, telur burung, dan kadal di habitat aslinya.
Nama glider didapat dari membran luncur yang dimiliki di sela-sela kakinya. Membran ini membentang dari pergelangan tangan ke pergelangan kaki dan memungkinkan mereka untuk meluncur dari satu tempat ke tempat lain.
Sugar glider bisa dibilang kecil-kecil cabai rawit. Buktinya, hewan ini bisa bertahan hidup hingga 9-10 tahun. Bahkan jika dipelihara dengan baik, mereka bisa bertahan hingga usia 12-15 tahun.
Fakta menarik sugar glider terkait usia ini setara dengan masa hidup anjing atau kucing peliharaan pada umumnya. Di sisi lain, jika hidup di alam atau habitat aslinya, sugar glider memiliki rentang hidup yang lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh gangguan predator alaminya, seperti ular, kucing liar, rubah hingga burung hantu.
Sama seperti kangguru dan hewan marsupial lain, sugar glider juga punya kantong di perutnya. Namun, hanya sugar glider betina yang punya kantung ini. Ini digunakan untuk melindungi, membesarkan, dan membawa anak mereka yang masih kecil. Kantung ini berada di perut dan dapat membesar atau mengecil dengan fleksibel.
Setelah anak-anak sugar glider lahir, mereka akan merangkak ke dalam kantung induknya. Di dalam kantung itulah, mereka tetap merasa hangat dan tumbuh secara normal. Rata-rata anak sugar glider hidup di kantong tersebut selama 8-10 minggu sampai mereka siap untuk tinggal di luar.
Nokturnal
Pada habitat aslinya, sugar glider adalah hewan nokturnal yang aktif di malam hari. Pada umumnya, mereka tidur di siang hari dan baru aktif ketika malam menjelang.
Matanya yang besar membantunya melihat lebih jelas di malam hari dan telinganya akan berputar untuk membantu menemukan mangsa dalam gelap.
Namun, ketika dijadikan hewan peliharaan, pola tidur sugar glider bisa berubah. Alasannya, manusia biasa beraktivitas di siang hari yang melibatkan keberadaan sinar lampu dan suara-suara yang bising akan mengganggu pola tidur sugar glider.
Umumnya, sugar glider jantan mencapai tingkat kematangan organ reproduksi pada usia 4-12 bulan, sementara betina di usia 8-12 bulan. Di alam liar, sugar glider berkembang biak dua kali dalam setahun. Namun, bila di penangkaran, sugar glider akan berkembang biak lebih dari dua kali, karena hidup di tempat yang aman dan terjamin.
Sekitar 81 persen sugar glider melahirkan dua anak sekaligus dalam satu waktu dan 19 persen melahirkan anak satu saja dalam satu periode kehamilan. Masa kehamilannya sangat singkat, hanya 15-17 hari! Selain itu, ukuran bayinya pun hanya 0,2 gram saja dan akan tinggal di kantong induknya selama 8-10 minggu ke depan.
Berisik
Sugar glider termasuk hewan yang memiliki suara berisik. Suaranya bahkan dikatakan lebih keras daripada anjing. Saat menyalak, sugar glider bersuara mirip dengan anjing kecil. Sebagai makhluk nokturnal, kamu mungkin merasa terganggu ketika mereka beraktivitas pada malam hari. Sebuah tips, nyalakan lampu untuk mengurangi suaranya.
Sugar glider juga sering mengeluarkan suara mirip desisan pendek dan berulang-ulang. Jika sugar glidermu melakukan hal serupa, bisa jadi doi sedang asik grooming alias membersihkan dirinya sendiri. Ia akan meludah pada telapak tangan dan mengusapkan ke seluruh tubuh. Nah, saat meludah inilah suara desisan terdengar.
Seperti hewan nokturnal lainnya, sugar glider memiliki kemampuan pendengaran yang sangat kuat. Telinganya yang berbentuk beludru dan relatif besar daripada bagian kepalanya. Berkat hal tersebut, mereka mampu mendengar suara infrasonik.
Setiap telinga (pinna) dapat bergerak secara independen, mirip piringan radar. Fisik tersebut memungkinkan sugar glider bisa mengidentifikasi sumber suara sekecil apapun. Bahkan, sugar glider mampu mengenali suara pemiliknya dan menunjukkan kecerdasan yang mirip dengan kucing ataupun anjing, melansir Sugar Glider Info.
Meski boleh dipelihara di Indonesia, nyatanya memelihara sugar glider di beberapa tempat dilarang, lho! Di beberapa negara Amerika, memelihara binatang ini bersifat ilegal. Termasuk di Alaska dan California, sementara jika ingin memelihara di Pennsylvania atau Massachusetts memerlukan izin khusus. (Hilal)