linimassa.id – Warga Muhammadiyah akan melaksanakan puasa perdana Ramadhan 2023Hijriah pada Kamis (23/3). Itu artinya Salat Tarawih dimulai pada malam sebelumnya.
Atau Selasa (22/3/2023) malam. Bagi warga Muhammadiyah di Bali, pelaksanaan Salat Tarawih di Ramadhan tahun ini akan berbarengan dengan pelaksanaan ritual Nyepi Umat Hindu.
Terkait ini, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bali mengimbau warga muslim mengedepankan toleransi.
Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Bali, Muhammad Saffaruddin menyarankan warga Muslim mengatur pelaksanaan Salat Tarawih agar tidak mengganggu pemeluk Hindu.
“Kalau jauh jarak rumah dengan tempat ibadah disarankan lebih baik tarawih perdana di rumah saja,” katanya dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat (17/3/2023).
Namun bilamana dekat, dan masjid atau musala itu menyelenggarakan salat berjamaah serta dapat izin aparat setempat, maka tidak jadi masalah.
Saffaruddin mengimbau salat tarawih diselenggarakan tanpa ada hal-hal yang bisa bersinggungan dengan pemeluk agama lain.
Apabila aparat pemerintah setempat mengizinkan kegiatan di luar rumah, maka Saffaruddin menyarankan agar pergi ke masjid/musala dengan berjalan kaki.
Selain itu, masjid dan musala disarankan mengatur minimal pencahayaan dan penggunaan pengeras suara agar tidak mengganggu pelaksanaan prosesi Nyepi.
“Nanti kan Tarawih perdana mau tidak mau malam hari. Kita tetap harus bisa menghormati, kan gelap, mungkin menggunakan pencahayaan yang tidak menyorot ke luar,” pesannya.
Saffaruddin menuturkan, hal senada pernah terjadi pada saat Hari Raya Nyepi bertepatan dengan Salat Jumat.
“Pas Jumat (dulu) kita tetap melaksanakan Salat Jumat. Namun seperti imbauan MUI dan Kementerian Agama, kita jalan kaki ke tempat yang bisa ditempuh dan tidak menggunakan suara kencang,” ujarnya.
“Maka saya imbau jika memang rumahnya berjarak jauh dengan tempat ibadah seyogyanya di rumah saja.”
“Bilamana berdekatan dan kebetulan diadakan salat berjamaah dan sudah koordinasi kami persilakan,” tambahnya.