linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Rawit, Si Cabai Pedas yang Populer di Banyak Negara
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Rawit, Si Cabai Pedas yang Populer di Banyak Negara
Gaya Hidup

Rawit, Si Cabai Pedas yang Populer di Banyak Negara

Hilal Ahmad 21 September 2023
Share
waktu baca 4 menit
Rawit merupakan jenis cabai yang memiliki rasa sangat pedas.
Rawit merupakan jenis cabai yang memiliki rasa sangat pedas.
SHARE

linimassa.id – Jika mendengar kata rawit, yang terlintas dalam benak yakni pedas level tak tertahankan. Cabai rawit alias Capsicum frutescens merupakan buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum yang buahnya tumbuh menjulang menghadap ke atas.

Contents
VarietasAsal Mula

Warna buahnya hijau kecil sewaktu muda dan jika telah masak berwarna merah tua. Bila ditekan buahnya terasa keras karena jumlah bijinya sangat banyak.

Cabai ini sulit dipisahkan dari kudapan jalanan, yaitu gorengan yang biasa dimakan bersama cabai rawit muda mentah.

 

Varietas

Cabai rawit mempunyai dua varietas besar, yaitu rawit hijau dan rawit putih atau merah. Yang sering dipakai untuk kudapan gorengan ialah varietas rawit hijau, sedangkan rawit putih biasanya dipakai sebagai bumbu masakan atau disambal. Ada kemungkinan varietas rawit putih adalah hasil persilangan.

Selain di Indonesia, cabai ini tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Di Malaysia dan Singapura, cabai ini dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris dia dikenal dengan nama Tabasco chili pepper atau bird’s eye chili pepper.

Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas cabai lainnya, dia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000-100.000 pada skala Scoville.

Kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan hingga 12 hari setelah dipetik serta tahan pengangkutan jarak jauh.

Petani akan mulai memanen 60 hari setelah tanam dan berlangsung hingga 14 bulan kalau perawatan intensif masa panen lebih lama lagi.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Masa panen yang panjang sangat menguntungkan petani karena dapat menikmati hasil penjualan. Di tingkat konsumen harganya pernah mencapai Rp20,000/kilogram saat pasokan cabai rawit kosong.

 

Asal Mula

Menurut Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman, meski telah melekat sebagai bahan pokok kuliner Indonesia, ternyata cabai bukanlah tanaman asli Indonesia.

Cabai mulanya berasal dari Benua Amerika dan dibawa masuk bersama sekitar 2000-an jenis tumbuhan lainnya pada abad ke-16 oleh para pelaut Portugis dan Spanyol ke Asia Tenggara.

Kata cabai, sebelum chilli dari Benua Amerika masuk ke Indonesia, ternyata masyarakat Nusantara telah mengenal tanaman bernama cabya yang memiliki nama latin Piper retrofractum vahl.

Cabya merupakan jenis tanaman dari genus lada dan sirih-sirihan yang punya sifat sebagai rempah pemedas untuk mengolah makanan.

Merujuk pada Kamus Jawa Kuna – Indonesia dari Zoetmulder dan Robson (1997) serta riset arkeologis Timbul Haryono dalam Inventarisasi Makanan dan Minuman dalam Sumber-Sumber Arkeologi Tertulis (1997), kata cabya telah disebut-sebut dalam beberapa prasasti dan naskah kuna di Jawa dari abad ke-10 M.

Pada masa kuno cabya banyak tumbuh di wilayah Jawa dan masyarakat setempat menyebutnya sebagai cabe jawa atau cabai atau lombok.

Nah pada saat itu, tanaman Capsicum dibudidayakan secara masif di Nusantara. Namun ternyata hal itu menyebabkan turunnya popularitas cabya jawa.

Adapun pesaing cabya jawa yang populer adalah lada  yang memiliki nama latin Piper nigrum. Jenis bahan pemedas ini adalah salah satu komoditas rempah yang umum diperjual-belikan di Nusantara pada masa niaga rempah-rempah.

Di tengah menurunnya popularitas cabya jawa, lada masih bertahan sebagai pecitarasa pedas masakan. Namun, masyarakat Nusantara sendiri umumnya lebih memilih menyukai Capsicum ketimbang lada dengan alasan lebih nyaman di mulut dan lambung.

Atas dasar perubahan selera inilah Capsicum lantas naik statusnya menjadi bahan pemedas primadona baru di Nusantara dan disebut sebagai cabai. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Prostitusi online di Pandeglang
Marak Prostitusi Online di Pandeglang, Satpol PP Kesulitan Melacak
News
Daging babi di Cilegon
2,9 Ton Daging Babi di Cilegon Dimusnahkan
News
Wisata Pandeglang
5 Wisata Pandeglang Buat Opsi Libur Panjang Weekend Ini
Gaya Hidup
Pertamax Oplosan SPBU Ciceri
Miris, Pertamax Oplosan SPBU Ciceri Sudah Terjual 3.370 Liter
News
Penembakan bos rental mobil
4 Terdakwa Penembakan Bos Rental Mobil Dituntut 7 Tahun Penjara
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?