linimassa.id – Calon legislatif (Caleg) DPRD Banten dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dede Rohana menuding sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan KPU dalam merangkum hasil pemungutan suara Pemilu 2024 amburadul.
“Menurut saya Sirekap ini gagal, selain gagap memang gagal juga dari sisi teknologi, apalagi kita dengar bahwa teknologi ini juga servernya ada di China, di Jerman di luar negeri. Saya kira ini tidak baik,” katanya di gedung DPRD Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Selasa (20/2/2024).
“Harusnya hajat lima tahunan agenda negara ini harus made in Indonesia dalam negeri, dengan segala kemampuan kita sanggup, kita mampu. Jadi mungkin akan dievaluasi nanti baik oleh DPR RI maupun pemerintah,” sambung Dede.
Caleg dari dapil Kota Cilegon itu mengakui, pihaknya merasa dirugikan dengan tidak sesuaikan data antara formulir C1 di TPS dengan hasil yang tertera di dalam Sirekap KPU.
“Beberapa kali dikoreksi sudah angkanya 30 ribu turun lagi ke 29 ribu, suara saya kemarin sempat turun lagi, mungkin dia perbaiki, tapi ini kan berarti ada sebuah teknologi yang kita kita nilai kesalahannya itu terlalu tinggi. Akhirnya banyak erornya nggak baik saya kira,” katanya.
Dede Rohana yang kini masih menjabat sebagai anggota DPRD Banten itu mendorong agar Sirekap diaudit lembaga independen untuk mengusut kekacauan yang terjadi.
“Ini momen hajat negara kan lima tahunan, ini ngga boleh main-main, harusnya kan teknologinya termasuk aplikasi ini tidak boleh kelas yang kacang-kacang, harus yang akurat, tingkat akurasinya harus baik harus 100 persen, harus zero kesalahan,” ungkap Dede.