linimassa.id – Penanganan stunting menjadi salah satu fokus Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada tahun 2024 ini. Salah satunya dengan kolaborasi dan melibatkan peran pelajar untuk pencegahan.
Kolaborasi dengan pelajar dalam menurunkan stunting ini dengan membentuk Duta Remaja Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat Dari Diri Sendiri (Doremifasolasido).
Duta remaja itu resmi dikukuhkan oleh Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie saat memperingati Hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2024.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya semakin yakin angka stunting di 2024 akan turun sesuai yang ditargetkan salah satunya peran dari para pelajar.
Benyamin menargetkan, saat ini angka stunting sementara masih berada di angka 9 persen setelah sebelumnya alami penurunan signifikan dari 19,9 persen dan tahun ini ditargetkan kembali turun menjadi 7 persen.
“Kita harapkan tahun ini turun 7 persenan. Meski hanya 2 persen itu pekerjaan yang tidak ringan. Terpenting adalah membangun kesadaran kolektif masyarakat untuk meningkatkan gizi, menjaga gizi, dan memperbaiki gizi,” kata Benyamin dalam keterangannya, Selasa, 6 Februari 2024.

Benyamin menerangkan, para pelajar yang tergabung dalam Duta Doremifasolasido itu memiliki peran strategis pencegahan stunting.
“Mereka bekerja untuk mensosialisasikan stunting, pil tambah darah, olahraga, makanan seimbang bagi teman sebaya. Sasarannya adalah memang anak remaja, karena anemia banyak terkena bagi remaja,” papar Benyamin.
Tak hanya itu, Benyamin menyoroti bahwa makanan bergizi juga merupakan bagian integral dari strategi pencegahan stunting. Ia berharap Duta Remaja dapat memberi motivasi kepada remaja putri untuk mengonsumsi makanan bergizi sebagai bagian dari rutinitas mereka.
“Makanan yang tentunya bergizi, bukan sekedar makan kenyang tapi bergizi. Karena nanti mereka mendapatkan penjelasan dari ahli gizi kita,” pungkasnya.
Selain membahas mengenai stunting, Benyamin juga menyebutkan apabila ada anak yang menunjukkan gejala anemia maka perlu dilakukan komunikasi dengan tenaga medis.
“Kalau ada anak yang terlihat anemia, pucat, lemas, ngantuk, ya nanti dilakukan komunikasi dengan petugas Puskesmas atau dokter yang sedang mengunjungi sekolah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dr. Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi pencegahan stunting ke 140 sekolah dan 140 posyandu.
Di sekolah, Dinas Kesehatan Tangsel sudah melakukan aksi gizi mulai dari sarapan bersama, hingga minum tablet tambah darah, serta aktivitas fisik.
Sementara di Posyandu dilakukan peningkatan kapasitas kader untuk bisa memasak pendamping ASI yang kaya akan protein, biaya murah tetapi sehat,” papar Allin.
“Dalam upaya menurunkan angka stunting saat ini Tangsel tidak hanya menurunkan, tetapi bagaimana mencegah tidak ada kasus baru stunting di Tangerang Selatan. Kolaborasi dan kerja sama di antara seluruh komponen sangat penting, termasuk membentuk kader ke-anti anemia,” tutup Allin. (Adv)



