linimassa.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia melaporkan peningkatan drastis kasus dengue atau demam berdarah di Indonesia pada bulan Maret 2024. Dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya, kasus dengue meningkat lebih dari dua kali lipat.
Peningkatan Kasus Dengue
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, kasus dengue melonjak dari 15 ribu kasus menjadi 35 ribu dalam satu tahun.
“Memang kalau kita bandingkan 2023 dengan 2024 terjadi peningkatan kasus dengue yang tadinya 15 ribu kasus menjadi 35 ribu,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (22/03/2024).
Hal ini menjadi perhatian serius karena meningkatnya kasus juga diiringi dengan angka kematian yang cukup signifikan.
Faktor Penyebab
Faktor pemanasan global, termasuk fenomena El Nino, diidentifikasi sebagai salah satu pemicu munculnya kasus dengue.
Nadia menjelaskan bahwa perubahan cuaca, khususnya pemanasan global, memicu pergeseran musim dari kemarau menjadi musim hujan.
Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit dengue.
“Cuaca panas juga menyebabkan siklus hidup nyamuk, mulai dari telur hingga dewasa, tumbuh lebih cepat,” tambah Nadia.
Untuk mengendalikan penyebaran dengue, Kemenkes telah mengambil beberapa langkah preventif. Salah satunya adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan kampanye 3M Plus (menguras, menutup, mengubur, dan memanfaatkan barang bekas).
Selain itu, gerakan “satu rumah satu Jumantik” juga digalakkan.
“Masyarakat juga diimbau untuk menanam tanaman pengusir nyamuk dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk pada genangan air yang rawan pertumbuhan nyamuk,” jelas Nadia.
Dengan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan penyebaran kasus dengue dapat ditekan, dan situasi kesehatan masyarakat menjadi lebih terjaga. (AR)