linimassa.id – Pernikahan di Madura dengan sepasang pengantin dikalungi uang menjadi buah bibir di dunia maya.
Sebuah video yang diunggah pada sosial media TikTok menampilkan sepasang pengantin yang tengah duduk di pelaminan.
Para tamu dengan penuh keceriaan memakaikan kalung uang pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu kepada pengantin secara bergiliran.
Terlihat leher pengantin yang semakin penuh oleh kilauan uang, hampir menutupi kepala mereka.
Video sepasangan pengantin yang sedang duduk di pelaminan ini viral di media sosial karena gayanya yang tak biasa. Pasangan pengantin itu tampil dengan kalung bukan dari emas atau perak atau berkalung bunga, melainkan lembaran uang Rp 50 ribuan dan Rp 100 ribuan.
Pengantin berkalung uang itu mulai viral berawal dari unggahan akun TikTok @aimatuzz_wedding. Dalam video yang berdurasi 18 detik itu terlihat beberapa wanita memberikan kalung uang nominal Rp 50 dan Rp 100 Ribu. Uang tersebut dikalungkan pada pasangan pengantin.
Pada video itu, pengantin perempuan terlihat menggunakan gaun panjang berwarna putih dengan siger yang menjadi ciri khas pernikahan adat Sunda di kepalanya yang juga dihiasi dengan bunga melati. Sedangkan mempelai pria menggunakan setelan jas berwarna hitam dilengkapi kopiah dengan warna serasi.
Video TikTok berdurasi 18 detik itu diunggah oleh akun @aimatuzz_wedding pada Minggu, 5 November 2023. Pada keterangan unggahan itu pemilik akun menulis “Madura nihh boosss #sultanmadura #maduraviral #bangkalanhitz #muamadurahits.”
Unggahan tersebut menjadi viral dan sudah ditonton sebanyak 1,4 juta kali dan disukai sebanyak 64,2 ribu kali saat berita ini ditulis.
Warganet juga turut memberikan komentar terkait unggahan tersebut, banyak dari mereka yang ingin mencari pasangan asal Madura agar bisa merasakan hal yang sama.
Paculan
Tradisi unik memberikan kalung uang kepada pengantin juga dilakukan oleh masyarakat asal Banten dengan tradisi Paculan.
Dilansir dari Merdeka.com, Minggu, 11 November 2023, masyarakat di wilayah Jawilan mengartikan Paculan sebagai simbol suka cita, sekaligus hadiah untuk kedua pengantin.
Tradisi paculan lazim dilaksanakan untuk memeriahkan resepsi di dalam sebuah pernikahan. Paculan akan dimulai dengan memasangkan kalung uang kepada kedua mempelai oleh anggota keluarga mereka. Paculan saat ini masih terus dilestarikan oleh warga di wilayah Kecamatan Jawilan dan sekitarnya, sebagai upaya membuka pintu rezeki bagi para pengantin.
“Wilayah Jawilan ini memang sudah terbiasa mengadakan acara Paculan ini, sebagai tradisi adat,” kata salah satu warga, Mulyadi, mengutip SCTV Banten, Kamis, 27 Juli 2023.
Selanjutnya, tradisi Paculan juga diartikan sebagai cara untuk menghindari kesulitan rezeki dari mempelai, termasuk anggota keluarga mereka. Secara bahasa Paculan merupakan kegiatan menyawer pengantin.
Paculan akan dilangsungkan saat seluruh rangkaian pernikahan dengan adat Sunda sudah dilaksanakan. Waktunya bisa sore ataupun malam hari, tergantung kesepakatan dari sang empunya hajat.
“Paculan ini tuh dilakukan supaya si pengantin berkah dan banyak miliknya, banyak uangnya,” lanjut Mulyadi.
Biasanya, Paculan akan dimulai dengan pemanggilan pengantin ke atas panggung untuk duduk menghadap ke tamu. Kemudian perwakilan dari kedua belah pihak ikut mendampingi dan mulai memasangkan kalung uang ke kedua mempelai.
Setelah uang terpasang, sesepuh adat akan mendoakan agar keduanya bahagia hingga akhir waktu. Terakhir, keluarga langsung menebar uang (sawer) kepada kedua belah pengantin sebagai bentuk rezeki yang terus tercurah. Tak jarang kedua pengantin sampai tenggelam di uang yang disawer.
“Ini itu kita sawer-sawer uang, untuk cari keberkahan, biar pengantinnya banyak miliknya, banyak uangnya,” kata dia melanjutkan.
Mulyadi menambahkan jika budaya Paculan memang sudah lama dan identik dengan warga Serang, termasuk sebagian Pandeglang.
“Ini sudah lama dilakukan, jadi tidak menghilangkan tradisi nenek moyang, bahkan dari saya belum lahir juga sudah ada,” lanjut dia.
Dari Paculan ini juga terlihat masing-masing anggota keluarga yang ikut untuk mempererat tali silaturahmi, sekaligus menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras lagi ketika uang untuk paculan sedikit.
Tidong
Tradisi pernikahan unik lainnya juga terjadi pada masyarakat Tidong, Kalimantan Utara. Dilansir dari kanal Hot Liputan6.com, Rabu, 2 Januari 2019, Pasangan pengantin baru dilarang keras untuk masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil atau air besar selama tiga hari.
Itu berarti, para pengantin harus menahan semua bentuk kotoran mereka selama tiga hari berturut-turut. Bahkan, ada petugas yang sengaja menjaga pengantin dan menutup kamar mandi.
Selama periode ini mereka akan diberikan makanan dan minuman yang sangat minim. Konon, apabila pengantin melanggar akan mendapatkan musibah, seperti perselingkuhan atau kematian buah hati mereka dalam usia muda. Setelah tiga hari, barulah pengantin diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasa. (Hilal)