linimassa.id – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah pemudik pada Idulfitri 1445 H akan mencapai 193,6 juta orang, setara dengan 71,7 persen dari total penduduk Indonesia.
Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 123,8 juta orang.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, sebanyak 35,42 juta orang (18,3 persen) berpotensi untuk mudik menggunakan mobil pribadi, sementara 31,12 juta orang (16,07 persen) memilih sepeda motor.
Sisanya, sekitar 39,32 juta orang (20,3 persen) memilih kereta api dan 37,51 juta orang (19,4 persen) memilih bus.
“Minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya COVID-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca,” ujar Budi.
Untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan tersebut, Kemenhub melakukan persiapan baik secara operasional maupun kebijakan dalam pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif bersama instansi kementerian dan lembaga terkait.
“Pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan,” tambah Budi.
Dari temuan survei, asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sedangkan untuk tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Budi juga menjelaskan perkiraan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama) dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).
Sedangkan perkiraan puncak hari balik adalah H+3 yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen). (AR)