linimassa.id – Beberapa waktu lalu saat member Super Junior LSS atau Lee Teuk, Siwon, dan Shindong tampil di panggung ulang tahun Trans Corp, mereka disuguhi kelepon atau klepon. Ketiganya mengaku suka. Apa sih kelepon ini?
Klepon merupakan salah satu jenis jajanan tradisional yang masih digemari hingga sekarang.
Bentuknya seperti bola-bola kecil berwarna hijau dengan isian gula merah atau gula Jawa, dan disajikan dengan parutan kelapa.
Memiliki tekstur yang kenyal dan rasa manis, klepon biasanya disantap sebagai camilan pada pagi dan sore hari.
Kelepon kalau di luar Jawa dikenal dengan nama onde-onde. Kalau di Kalimantan Selatan disebut kalalapun atau kelelepon.
Ini adalah sejenis kue tradisional khas Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajanan pasar. Klepon diduga berasal dari Jawa, tetapi dikenal pula secara meluas di wilayah-wilayah di Indonesia seperti Sumatra dan Sulawesi, masyarakat Betawi, masyarakat Banjar khususnya di Martapura, Kabupaten Banjar.
Kue ini juga bisa dijumpai di negeri jiran seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Ketan
Kue ini terbuat dari tepung beras ketan yang umumnya diberi pewarna hijau melalui penggunaan daun pandan atau daun suji dan bisa dengan pewarna makanan. Adonan klepon dibentuk seperti bola-bola kecil dan diberi isian berupa gula merah lalu direbus dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak lalu dibaluri parutan buah kelapa.
Kue tradisional ini mudah dijumpai terutama di bulan Ramadhan, karena disuka juga untuk menjadi menu berbuka puasa.
Panganan ini biasa dijajakan dengan getuk dan cenil (juga disebut cetil) sebagai camilan kapan pun.
Filosofi
Kue klepon yang bulat memiliki makna filosofis tersendiri, yaitu tentang hidup manusia yang tidak diketahui ujung dan pangkalnya.
Bentuknya yang tidak rata juga melambangkan kehidupan yang tidak selalu mulus dan penuh dengan cobaan.
Rasanya yang manis dari gula merah yang meleleh juga melambangkan kebaikan yang bisa dirasakan walaupun tidak selalu terlihat oleh mata kepala manusia.
Adapun kelapa yang parutannya digunakan sebagai bahan taburan melambangkan kehidupan manusia yang bertahap, di mana buah kelapa sendiri memliki bagian luar yang keras dan bagian dalam yang lunak.
Mengutip buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa, klepon merupakan lambang kesederhanaan.
Ini dapat dilihat dari bahan-bahannya yang simpel dan mudah didapatkan, yaitu tepung ketan, garam, pandan, gula merah, air, air kapur, dan kelapa.
Kesederhanaan kue tradisional ini juga tampak dari cara membuatnya yang sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja.
Sifat sederhana, bersahaja atau tidak berlebihan merupakan perilaku terpuji yang wajib dimiliki manusia dalam kehidupannya.
Selain itu bentuk bulat, warna hijau, dan rasa yang manis ternyata memiliki makna masing-masing lho.
Umumnya klepon berbentuk bulat tidak sempurna. Bentuk bulat ini melambangkan bahwa hidup seperti bulatan yang tidak diketahui mana ujung dan pangkalnya.
Manusia tidak pernah tahu kapan dilahirkan dan kapan meninggal dunia.
Bulatan tidak sempurna dan tidak rata menjadi simbol bahwa kehidupan manusia tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang pasti.
Warna hijau berasal dari bahan pewarna alami, seperti daun suji atau daun pandan. Warna ini melambangkan kehidupan, di mana seseorang harus menjaga hatinya agar tetap hidup.
Dengan hati yang hidup, dia akan selalu berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan.
Ketika disantap, klepon terasa manis. Rasa manis ini berasal dari isianya yang berupa gula aren atau gula Jawa.
Hal ini melambangkan pentingnya manusia memiliki kebaikan hati. Walaupun tidak terlihat dari luar, kebaikan hati dapat dirasakan.
Klepon dibalur dengan parutan kelapa yang melambangkan tahap kehidupan manusia. Kelapa dilapisi sabut dan batok yang keras.
Setelah kedua lapisan ini dikupas, masih ada lapisan lain berupa kulit ari yang berwarna kecokelatan dan kehitaman.
Di balik kulit ari terdapat daging buah kelapa, yang kemudian diparut dan dihaluskan untuk membaluri klepon.
Seperti halnya dalam hidup, kita harus melewati beberapa tahap untuk mencapai sebuah kebahagiaan.
Asal Mula
Klepon telah dikenal sejak puluhan tahun yang lalu lho. Dalam buku Indisch leven in Nederland karya J. M. Meulenhoff, tertulis bahwa jajanan klepon sudah ada sejak tahun 1950-an.
Konon kue ini diperkenalkan pertama kali di Negeri Kincir Angin oleh seorang imigran Indonesia yang berasal Pasuruan, Jawa Timur.
Saat itu, klepon tersedia di toko dan restoran Indonesia-Belanda dan etnis Tionghoa.
Asal namanya sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti “indung telur hewan”. Kemungkinan penamaan ini merujuk pada bentuknya yang bulat dan kecil-kecil.
Orang-orang Jawa biasanya menyajikan klepon bersama kue tradisional lainnya seperti getuk dan cenil.
Selain sebagai sebagai sarapan, jajanan manis ini juga sering dijadikan sebagai hidangan dalam suatu acara ataupun pertemuan kampung.
Selain menggugah selera, klepon mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari oleh semua orang.
Proses
Tahapan dalam membuat jajanan ini juga menyimpan sebuah makna. Meski sederhana dan bahannya mudah didapatkan, namun membuatnya tidak boleh sembarangan.
Untuk membuat klepon yang lezat dibutuhkan kemampuan untuk mencampur bahan-bahan dengan takaran yang pas.
Proses pembuatan klepon melambangkan pentingnya ketepatan, ketelitian, dan kesabaran dalam melakukan berbagai pekerjaan.
Itulah seputar kelepon. Pernah menyantapnya? (Hilal)