linimassa.id – Tenaga kerja wanita (TKW) atau buruh migrain asal Indonesia banyak pergi keluar negeri untuk menjadi asisten rumah tangga. Ini sudah dilakukan bertahun-tahun. Ke negara manakah TKW Indonesia paling banyak berada?
Laman databoks.katadata menyebut, menurut data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) mencapai 237.992 orang pada Januari-Oktober 2023.
Rinciannya, terdapat 130.110 PMI yang bekerja di sektor formal dan 107.882 pekerja di sektor informal.
PMI perempuan mendominasi sebanyak 146.785 orang, dan PMI laki-laki sebanyak 91.207 orang.
Taiwan menjadi negara tujuan utama PMI sepanjang periode ini, yaitu sebanyak 70.057 pekerja.
Kemudian disusul oleh Malaysia sebagai negara tujuan PMI terbanyak kedua, yang menyerap 63.540 pekerja asal Indonesia.
Lalu diikuti oleh Hongkong dan Korea Selatan dengan total penempatan PMI sebanyak 60.872 pekerja dan 10.191 pekerja.
Selain itu, negara-negara tujuan utama PMI lainnya masih didominasi oleh negara kawasan Asia, seperti terlihat pada grafik.
Adapun daerah asal PMI terbanyak hingga Oktober 2023 berasal dari Jawa Timur, yang telah menyumbangkan 59.435 pekerja.
Berikut daftar 10 negara tujuan utama PMI dalam periode Januari-Oktober 2023:
Taiwan: 70.057 pekerja
Malaysia: 63.540 pekerja
Hongkong: 60.872 pekerja
Korea Selatan: 10.191 pekerja
Jepang: 8.197 pekerja
Singapura: 6.153 pekerja
Arab Saudi: 5.051 pekerja
Italia: 2.719 pekerja
Turki: 2.150 pekerja
Brunei Darussalam: 2.138 pekerja
Tergiur Upah
Laman Kompas menyebut, bekerja di luar negeri cukup digemari masyarakat Indonesia. Tawaran upah yang relatif lebih besar dibandingkan pekerjaan yang sama di Indonesia membuat banyak masyarakat ingin menjadi pekerja migran Indonesia.
Beberapa negara yang kerap jadi tujuan pekerja migran Indonesia misalnya adalah Malaysia, Hong Kong, sampai Korea Selatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki jumlah pekerja migran sebanyak 200.761 orang sampai akhir 2022 Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Survei ini khusus dirancang untuk mengumpulkan informasi atau data ketenagakerjaan.
Pada beberapa survei sebelumnya, pengumpulan data ketenagakerjaan dipadukan dalam kegiatan lainnya, seperti Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk (SP), dan Survei Penduduk Antarsensus (SUPAS). Di sisi lain, sejak akhir 2019, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) direvitalisasi menjadi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Adapun sumber dari data di bawah ini berasal dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Dalam kaitan dengan hal ini, Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, dan telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia. Sebagai catatan, Indonesia memiliki jumlah pekerja migran sebanyak 200.761 orang sampai akhir 2022.
Jumlah tersebut terdiri dari 122.147 pekerja perempuan dan 78.614 pekerja laki-laki. Posisi pertama ditempati oleh Hong Kong dengan total pekerja migran Indonesia sampai 60.096 pekerja. Jumlah itu terdiri dari 59.917 perempuan dan 179 orang pekerja laki-laki
Sementara itu, posisi kedua ditempat oleh China dengan total 53.459 pekerja. Jumlah itu terdiri dari 26.555 pekerja perempuan dan 26.904 pekerja laki-laki. Sedangkan, posisi ketiga dihuni oleh negara tetangga Malaysia dengan total 43.163 pekerja.
Jumlah pekerja tersebut terdiri dari 20.725 pekerja perempuan dan 22.438 pekerja laki-laki. (Hilal)