linimassa.id – Susu UHT banyak ditemukan di warung, toko, dan supermarket. Susu UHT sangat gampang dijumpai dan dibeli. Apakah susu ini baik untuk anak?
Susu adalah salah satu minuman yang penting bagi pertumbuhan anak, karena merupakan sumber kalsium, vitamin A, dan vitamin D.
Salah satu jenis susu yang sering dikonsumsi adalah susu sapi utuh yang bisa ditemukan dalam bentuk UHT maupun pasteurisasi dalam bentuk kemasan kotak.
Selain susu yang sudah diolah, ada juga susu sapi utuh yang mentah atau belum diolah dengan pasteurisasi maupun UHT.
Namun, susu sapi mentah ini tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi karena mengandung kuman yang berbahaya bagi anak.
Susu UHT untuk anak biasanya lebih digemari, karena praktis dan tidak perlu disimpan di lemari es.
Kandungan susu UHT, terutama protein dan kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan gigi dan tulang anak.
Anak Tertentu
Para ahli menyarankan bahwa susu UHT tidak dikonsumsi oleh anak semua usia. Konsumsi susu sapi utuh sebaiknya dimulai ketika anak sudah mencapai usia 12 bulan atau 1 tahun.
Artinya menurut laman Klik Dokter, bayi (di bawah usia 1 tahun) tidak boleh mengonsumsi susu UHT. Berikut ini alasan susu UHT harus dikonsumsi anak yang berusia mulai dari 1 tahun:
Bayi belum mampu mencerna susu sapi utuh dengan sempurna. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan bayi.
Ketika sudah teriritasi, maka kemungkinan terjadi pendarahan tidak kasat mata dan menyebabkan bayi kurang darah.
Risiko pendarahan di saluran pencernaan bayi 40% akibat minum susu sapi utuh sebelum menginjak usia 1 tahun.
Susu sapi utuh memiliki kadar protein dan mineral yang terlalu tinggi untuk anak di bawah 1 tahun.
Jika kadar protein dan mineral dalam tubuh berlebih, maka harus dibuang melalui kencing. Kondisi ini membuat beban ginjal meningkat.
Ketika bayi kekurangan cairan dalam jangka waktu panjang, baik itu akibat keringat atau kencing terlalu banyak, risiko ia mengalami dehidrasi berat pun meningkat.
Susu sapi utuh yang belum difortifikasi memiliki kadar zat besi, vitamin C, dan vitamin E yang rendah, sehingga bayi memiliki risiko kekurangan zat gizi ini.
Pada jangka panjang, bayi berisiko mengalami anemia akibat defisiensi zat besi, apalagi jika terjadi perdarahan saluran cerna seperti yang disebutkan.
Susu sapi tidak memiliki kadar DHA yang cukup untuk perkembangan otak bayi.
WHO juga menyarankan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif (artinya hanya ASI saja tanpa campuran cairan lain termasuk air putih dan susu sapi) selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Persatuan dokter anak Amerika pun menyarankan bayi diberikan ASI hingga minimal usia 1 tahun.
Apabila terdapat kondisi ASI tidak dapat diberikan kepada bayi, jangan diganti dengan susu UHT.
Pengganti ASI yang baik adalah susu formula, karena memiliki kadar protein dan mineral yang sudah disesuaikan dengan kemampuan fungsi organ dan kebutuhan bayi.
Meskipun tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 1 tahun, susu UHT masih bisa digunakan untuk campuran MPASI. Produk turunan susu seperti keju dan yogurt juga boleh diberikan.
Susu UHT di pasaran terdiri dari 3 jenis:
Susu full cream atau whole fat – memiliki kadar lemak lebih dari 3,25%
Susu low fat atau rendah lemak – memiliki kadar lemak 0,5 – 3,25%
Susu skim – memiliki kadar lemak 0 – 0,5%
Ketiga jenis susu ini berbeda kadar lemaknya, namun memiliki kadar protein dan mineral lainnya yang sama.
Suhu Tinggi
Susu UHT (ultra-heat treatment) merupakan susu yang telah dipanaskan pada suhu tinggi 138 derajat Celcius selama setidaknya dua detik. Pemanasan dilakukan agar bakteri yang ada di dalam susu mati, sehingga mencegah Si Kecil terkena infeksi dan keracunan makanan. Dengan metode ini juga, umur simpan susu menjadi lebih lama, dari 2-3 minggu menjadi hingga 9 bulan.
Laman Alo Dokter menyebut, meski dipanaskan dengan suhu sangat tinggi, nutrisi yang terkandung dalam susu UHT sama dengan susu biasa. Tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah asam lemak dalam susu UHT dengan jumlah asam lemak dalam susu biasa.
Bahkan, protein dalam susu UHT lebih mudah dimanfaatkan oleh tubuh jika dibandingkan dengan protein dalam susu murni dan susu pasteurisasi.
Selain itu, dalam proses pemanasan dan penyimpanan selama 90 hari, tidak ada kandungan vitamin yang hilang, mulai dari vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B5 (asam pantotenat), vitamin B7 (biotin), beta karoten, hingga asam nikotinat. Sedangkan kandungan vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C dalam susu UHT akan berkurang sedikit selama proses pemanasan dan penyimpanan. Hanya DHA yang benar-benar hilang ketika susu dipanaskan, tapi hal ini dapat diatasi dengan menambahkan DHA setelahnya.
Selain berbagai kandungan nutrisi di atas, susu UHT memiliki kemudahan dan kenyamanan tersendiri bagi para ibu. Susu UHT sangat praktis untuk dibawa ke mana-mana tanpa perlu memikirkan membawa botol susu ataupun air panas.
Susu jenis ini juga mudah untuk disimpan dan umumnya memiliki kemasan yang didesain untuk mempertahankan kualitas nutrisi di dalam susu UHT.
Susu UHT boleh diperkenalkan kepada Si Kecil ketika usianya 6 bulan, tapi bukan sebagai susu pengganti ASI atau minuman utama.
Susu UHT hanya boleh diberikan dalam jumlah kecil sebagai bahan tambahan dalam makanan Si Kecil. Susu UHT baru benar-benar boleh diberikan ketika usia Si Kecil sudah satu tahun. Dengan catatan, Si Kecil tidak memiliki alergi susu.
Jenis susu UHT yang diberikan untuk anak berusia 1-2 tahun disarankan yang full cream. Susu UHT full cream dirasa lebih mampu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral untuk tumbuh kembang sempurna buah hati.
Setelah memasuki usia 2 tahun, barulah Si Kecil bisa diperkenalkan kepada susu semi-skim secara bertahap, asalkan makanan yang dikonsumsinya bervariasi dan bergizi seimbang, serta Si Kecil tumbuh dan berkembang dengan baik. (Hilal)