linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Dipawali atau Dilwali, Perayaan Cahaya dari India
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Dipawali atau Dilwali, Perayaan Cahaya dari India
Gaya Hidup

Dipawali atau Dilwali, Perayaan Cahaya dari India

Hilal Ahmad 26 Januari 2024
Share
waktu baca 8 menit
Dipawali. (Foto : Tabloid Bintang)
Dipawali. (Foto : Tabloid Bintang)
SHARE

linimassa.id – Bagi yang kerap menyaksikan film atau serial Bollywood atau kartun Upin Ipin pasti familiar dengan perayaan Dipawali atau Dilwali. Ini merupakan salah satu perayaan Agama Hindu yang berarti “Festival Cahaya”.

Contents
KehidupanRangkaianPerayaanKisah-kisahPerayaan

Perayaan tersebut melambangkan kemenangan Kebaikan (Dharma) atas Keburukan (Adharma) dan melambangkan perayaan serta harapan manusia.

Filosofi Perayaan Dipawali berpusat kepada Lampu-lampu dan Cahaya, terutama kepada sebuah lampu tradisional (Diya). Kembang api turut dipakai didalam Perayaan tersebut.

Di dalam Kalender Agama Hindu, Perayaan Dipawali dirayakan pada bulan “Ashwayuja”, Sedangkan Di dalam Kalender Masehi, Perayaan Dipawali dirayakan pada bulan Oktober atau November.

Perayaan Dipawali diawali dengan sebuah Perayaan yang bernama hari raya Navratri. Di India, Perayaan Navratri dirayakan untuk melakukan bentuk Penghormatan terhadap Dewi Durga yang telah mengalahkan seorang Iblis yang bernama Mahisasura. 20 hari sebelum Perayaan Dipawali, terdapat beberapa Perayaan seperti Perayaan Dussehra, Vijayadashami, Dasara, dan Dhanteras.

Perayaan Dipawali berkaitan dengan Dewi Lakshmi. Dewi Lakshmi merupakan Dewi kekayaan, Kemakmuran, Kesuburan dan Kemenangan. Bagi Penganut Agama Hindu aliran Waisnawa, Ashta Lakshmi merupakan perwujudan Adi Shakti Parashakti (Perwujudan yang paling tinggi), Perwujudan Kemenangan dan Perwujudan aspek Alam Semesta.

Di beberapa daerah di India maupun di Indonesia, Adi Shakti Parashakti selalu berkaitan dengan Dewa Krishna, Dewa Wisnu, Dewi Durga, Dewi Sri, Dewa Rama dan Dewi Sita dan Dewa Dhanwantari.

 

Kehidupan

Penganut Agama Hindu, Jain, dan Sikh meyakini bahwa Perayaan tersebut merupakan sebuah Perayaan mengenai kehidupan.

Penganut Agama tersebut menggunakan Perayaan Dipawali sebagai sarana untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman. Untuk umat Jain, hal Ini merupakan salah satu Perayaan yang sangat penting, Karena, Perayaan tersebut menandai dimulainya tahun yang baru.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Kata “Dipawali” diambil dari Bahasa Sanskerta, Yakni, Kata Dipavali yang berarti barisan cahaya yang menandakan kemenangan cahaya atas kegelapan.

Pada saat Perayaan Dipawali, banyak penganut Agama Hindu mengenakan pakaian baru, berbagi permen kepada orang orang terdekat dan menyalakan kembang api. Di sebelah bagian utara India, Umat Hindu mengawali sebuah periode finansial yang baru pada saat Perayaan Dipawali.

 

Rangkaian

Hari pertama di dalam Perayaan Dipawali disebut dengan Vasu Daras. Vasu Daras diperuntukkan kepada Sapi (Hewan yang dipandang suci menurut Penganut Agama Hindu).

Pada saat Vasu Daras, Raja Pithu membebaskan rakyatnya dari bencana Kelaparan dengan menangkap “Bumi”. Didalam mitologi Agama Hindu, Sapi merupakan perwujudan dari Bumi yang susunya membawa kehidupan dan kesuburan tanah.

Hari kedua pada Perayaan Dipawali disebut dengan Dhan Teras. Dhan Teras diperuntukkan untuk memperingati kedatangan Dewa Dhanvantari dari Samudera. Hari kedua pada Perayaan Dipawali dipercaya sebagai hari terbaik menurut Penganut Agama Hindu.

Pada Hari tersebut, Penganut Agama Hindu membeli berbagai barang berharga seperti Emas dan Perak karena dipercaya akan membawa keberuntungan.

Hari ketiga pada Perayaan Dipawali disebut dengan Naraka Chaturdashi. Naraka Chaturdashi merupakan hari peringatan ketika Dewa Krisna membunuh seorang raksasa yang bernama Narakasura.

Peristiwa tersebut merupakan hari yang dilengkapi dengan pembuatan Rangoli (Salah satu bentuk kesenian tradisional India berupa dekorasi dari beras dan tepung yang diwarnai dengan rempah-rempah). Selain itu, Pada saat Perayaan Naraka Chaturdashi, Penganut Agama Hindu melakukan bentuk pemujaan terhadap Dewa Krisna.

Hari keempat pada Perayaan Dipawali disebut dengan Laksmi Puja. Laksmi Puja dilengkapi dengan bentuk pemujaan terhadap Dewi Laksmi (Dewi yang membawa kesejahteraan) dan Dewa Ganesha (Dewa yang membawa keberuntungan). Di sebelah Utara bagian India, Hari keempat menjadi puncak dari Perayaan Dipawali.

Hari kelima pada Perayaan Dipawali disebut dengan Bali Pratipada. Bali Pratipada adalah hari peringatan ketika Dewa Krisna menyelamatkan rakyat dan sapi dari sebuah bencana alam, Yakni banjir dengan cara mengangkat Bukit Govadhana.

Hari keenam pada Perayaan Dipawali disebut dengan Yama Dwitiya. Yama Dwitiya merupakan hari peringatan untuk mengenang kunjungan Dewa Yama (Dewa kematian) ke tempat adiknya yang bernama Dewi Yami.

Kunjungan tersebut dilengkapi dengan makan bersama. Pada saat makan bersama, Dewa Yama memberikan hadiah kepada adiknya. Oleh karena itu, Pada hari keenam, Penganut Agama Hindu memiliki sebuah tradisi berupa mengunjungi saudara perempuan dan memberikan hadiah.

 

Perayaan

Di Indonesia, perayaan Dipawali dirayakan oleh orang orang India yang menganut Agama Hindu. Perayaan tersebut sangat meriah di Sumatera Utara dan Bali.

Beberapa Kuil-kuil Agama Hindu di Indonesia seperti Kuil Dewi Shri Mariamman di Medan, Kuil Durga Amman di Semarang dan Pura Ida Betari Durga di Bali, turut memeriahkan Perayaan tersebut.

Deepavali/Diwali telah berlangsung lebih dari 2.500 tahun. Pelaksanaan Deepavali di India ditetapkan sebagai hari libur nasional selama lima hari agar masyarakat dapat bersuka cita merayakannya.

Menurut Pankaj Jain, seorang profesor antropologi, filosofi dan agama di University of North Texas, perayaan Diwali ini terkait dengan berbagai cerita dalam teks-teks agama, dan tidak bisa disebutkan yang mana yang lebih dulu ada, atau sejak kapan Diwali dimulai.

 

Kisah-kisah

Banyak dari kisah-kisah berkaitan tentang kemenangan kebaikan atas kejahatan. Di India bagian utara, kisah umum yang terkait dengan Diwali adalah tentang Raja Rama, salah satu penjelmaan dari Dewa Wisnu.

Ketika seorang raja jahat di Lanka (yang oleh beberapa orang diasosiasikan dengan Sri Lanka) menangkap istri Rama, Sita, ia “membangun sebuah pasukan monyet” untuk menyelamatkannya, kata Jain.

Pasukan monyet itu “membangun jembatan dari India ke Sri Lanka, dan mereka menyerbu Sri Lanka dan membebaskan Sita serta membunuh raja yang jahat,” katanya.

Ketika Rama dan Sita kembali ke utara, “jutaan lampu tersebar di seluruh kota Ayodhya hanya untuk membantu mereka kembali ke rumah, hanya untuk menyambut mereka.” Menyalakan lampu telah lama menjadi salah satu cara umat Hindu merayakan Diwali.

Di India bagian selatan, Diwali secara populer dikaitkan dengan cerita tentang dewa Hindu Krishna, inkarnasi yang berbeda dari Wisnu, di mana ia membebaskan sekitar 16,000 wanita dari raja jahat.

Di India bagian barat, Gujarat, Tahun Baru bertepatan dengan Diwali (ada beberapa Tahun Baru di seluruh India), dan Diwali diasosiasikan dengan memohon kemakmuran pada dewi Lakshmi di tahun yang akan datang. Selama perayaan ini, banyak orang yang merayakannya bertukar hadiah dan koin.

 

Perayaan

Sementara agama-agama lain seperti Buddhisme, Jainisme, dan Sikhisme menggunakan Diwali untuk menandai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah mereka juga. Meskipun Diwali merupakan hari libur keagamaan, hari ini juga merupakan hari libur nasional di India.

Menurut Vasudha Narayanan, seorang profesor agama di Universitas Florida, menunjukkan bahwa tak semua orang di India merayakan Diwali. Tetapi karena sekitar 80 persen dari India beragama Hindu-dengan penganut Buddha, Jain, dan Sikh yang berjumlah 2-3 persen lebih banyak, maka Diwali dirayakan oleh mayoritas negara ini.

Narayanan mengatakan bahwa dalam satu abad terakhir ini, kembang api telah menjadi bagian utama dari perayaan Diwali. Saat perayaan festival cahaya Diwali, setiap keluarga menyalakan kembang api mereka sendiri. Pesta kembang api biasa berlangsung sejak sebelum Diwali. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Film 28 years later
Film 28 Years Later, Kilas Balik dan Sinopsisnya
Gaya Hidup
Ejen Ali The Movie 2
Ejen Ali The Movie 2 Siap Tayang: Simak Sinopsis dan Jadwalnya!
Gaya Hidup
Penari Asal Indonesia
Mata Miyu, Penari Asal Indonesia Bersinar di Korea Selatan
News
Sunatan Massal
85 Anak Ikuti Sunat Massal Gratis di RSUD Pondok Aren, Sekda Tangsel: Sederhana Tapi Berdampak
Khazanah
Judi Online
Masa Depan Indonesia Dihancurkan JudI Online? Ini Fakta dan Solusinya
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?