linimassa.id – Mengelilingi Ka’bah atau yang disebut thawaf merupakan rukun wajib yang dilakukan saat melaksanakan ibadah haji dan umrah. Thawaf dilakukan tujuh putaran. Setiap putaran ini disebut ‘Syauth’. Hitungannya dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dan Ka’bah harus selalu ada di sebelah kiri.
Perintah ini pertama kali datang ketika Nabi Adam AS diturunkan ke bumi oleh Allah SWT. Saat itu Allah memerintahkan Nabi Adam untuk menuju sebuah daerah di Bakkah, tempat dibangunnya rumah yang serupa dengan Baitul Makmur.
Baitu Makmur ini merupakan tempat di bawah Arsy yang diciptakan Allah agar para malaikat mengelilinginya. Ini terjadi setelah para malaikat meragukan keputusan Allah yang hendak menciptakan manusia dan menjadikannya khilafah di bumi. Lalu diperintahkanlah malaikat untuk membuat rumah serupa Baitul Makmur di bumi.
Nabi Adam saat sampai di Bakkah melakukan thawaf bersama para malaikat. Sesampainya di Multazam, Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Adam, “Wahai Nabi Allah, akuilah semua dosamu di tempat ini kepada Tuhanmu”. Sesuai petunjuk Malaikat Jibril itu, Nabi Adam kemudian memohon ampun kepada Allah. Dengan rahmatNya, Allah kemudian mengampuni Nabi Adam.
Pada zaman Nabi Ibrahim, beliau dan Nabi Ismail mendapat perintah dari Allah SWT untuk berhaji. Tata cara beribadah haji diajarkan malaikat Jibril. Malaikat Jibril kemudian melakukan thawaf bersama Nabi Ibrahim dan Ismail selama seminggu.
Setelah Nabi Ibrahim kembali dari melaksanakan haji, Allah memerintahkan seluruh manusia untuk berhaji sekaligus meminta Nabi Ibrahim membangun Ka’bah yang sebelumnya masih berupa bongkahan-bongkahan batu.
Pada zaman Rasulullah SAW, tata cara pelaksanaan haji disempurnakan. Setelah kaum muslimin berhasil merebut Mekkah dan menghancurkan berhala di Ka’bah, kaum muslim thawaf tujuh kali sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan menaklukan Mekkah.
Tujuan mengelilingi Ka’bah adalah meresapi tujuan hidup manusia, yakni mendekatkan diri kepada ada Allah. Gerakan berjalan mengelelilingi Ka’bah pada thawaf memberi pesan sebagai gerakan berputar pada poros bumi.
Tujuh kali putaran mengelilingi Ka’bah, memiliki arti sebagai jumlah hari yang dijalani oleh umat manusia dalam setiap minggu, yang artinya menandakan kepatuhan dan ketawakallan makhluk terhadap perintah Allah setiap harinya.
Thawaf memberikan pengertian tentang hakikat keberadaan Allah dan manusia sebagai makhluk-Nya, Inti perputaran dan pernyataan thawaf dapat diartikan sebagai tindakan meniru perilaku alam semesta yang senantiasa ‘berdzikir’ kepada Allah SWT.
Thawaf tidak hanya dilakukan manusia tetapi dilakukan juga oleh malaikat. Malaikat ber-thawaf mengelilingi arsy tanpa mengenal lelah. (Hilal)