linimassa.id – Setiap 8 Juni diperingati sebagai hari laut sedunia atau world ocean day. Peringatan ini untuk mengingatkan setiap orang tentang peran utama lautan dalam kehidupan sehari-hari.
Hari lautan sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi lautan dan ekosistem laut yang semakin rusak. Peringatan ini juga menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan perlindungan serta konservasi lautan.
Diketahui, laut memiliki arti penting bagi kehidupan manusia seperti sumber makanan, sebagai tempat rekreasi hingga sebagai pemersatu dan pemisah suatu bangsa. Terlebih di Indonesia, yang merupakan negara maritim. Maka dari itu lautan memiliki peran yang sangat penting.
Tujuan utama dari perayaan hari laut sedunia adalah meningkatkan pemahaman tentang pentingnya lautan bagi kehidupan kita sehari-hari. Selain itu mendorong aksi nyata dalam perlindungan dan konservasi lautan, mengajak kolaborasi antara negara-negara, lembaga, dan individu untuk bekerja sama dalam melindungi dan mengelola lautan dengan cara yang berkelanjutan.
PBB menyampaikan pesan bahwa lautan memang menutupi sebagian besar bumi, tetapi hanya sebagian kecil dari perairannya yang telah dieksplorasi. Terlepas dari ketergantungan manusia sepenuhnya padanya, dan dibandingkan dengan luas dan dalamnya apa yang diberikannya kepada manusia, lautan hanya menerima sebagian kecil dari perhatian dan sumber daya manusia sebagai imbalannya.
Dilansir website resmi PBB, hari laut sedunia pertama kali diusulkan pada Konferensi Bumi di Rio de Janeiro pada 1992.
Seperti dijelaskan Britannica.com, delegasi Kanada yang menghadiri Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan pertama kali mengusulkan ide hari untuk menghormati lautan. Pada saat itu, muncul kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lautan dan peran mereka dalam menjaga kehidupan di Bumi.
Nah, usulan ini kembali disuarakan pada 1998 saat Komisi Oseanografi Antarpemerintah UNESCO menyerukan dukungan untuk melakukan perayaan Hari Laut resmi secara internasional.
Sementara pada 2002 dua organisasi konservasi, World Ocean Network dan The Ocean Project, pertama kali merayakan hari itu bersama dengan jaringan kebun binatang dan kelompok lingkungan mereka di seluruh dunia.
Pada 2002, PBB mengadakan konferensi tentang Pembangunan Berkelanjutan yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan, menetapkan tanggal 8 Juni sebagai Hari Laut Sedunia.
Setelah penggalangan petisi yang sebagian besar dipandu kedua organisasi ini, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menetapkan Hari Laut Sedunia pada 2008.
Peringatan internasional hari laut sedunia mencakup penyampaian pesan tahunan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyoroti tantangan yang dihadapi lautan dan ekosistem laut.
Pada 2009, hari laut sedunia resmi diakui PBB melalui Resolusi Majelis Umum 63/111. Resolusi ini mengakui pentingnya lautan sebagai bagian integral dari kehidupan manusia dan mengajak semua negara anggota PBB serta organisasi internasional dan masyarakat sipil untuk merayakan hari laut sedunia setiap tahun.
Sejak saat itu, 8 Juni diperingati sebagai Hari Laut Sedunia telah menjadi perayaan global yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga lingkungan, organisasi non-pemerintah, dan individu di seluruh dunia. Pada setiap perayaan hari laut sedunia, berbagai kegiatan dan acara digelar untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan aksi konkret dalam melindungi dan menjaga keberlanjutan lautan.
Hari laut sedunia biasanya dirayakan dengan seminar dan diskusi yang menyoroti topik dan pengelolaan sains terkait lautan, kegiatan anak-anak dan festival film bertema lautan, kegiatan mengumpulkan sampah, dan pembukaan pameran bertema laut dan lainnya.
Untuk tahun ini, berdasarkan keterangan PBB, hari lautan sedunia 2023 mengangkat tema “Planet Ocean: Tides are Changing” atau “Planet Samudra: Pasang Surut Berubah”.
Meski segala manfaatnya, lautan kini membutuhkan dukungan. Dengan 90 persen populasi ikan besar habis, dan 50 persen terumbu karang hancur, manusia mengambil lebih banyak dari lautan daripada yang dapat diisi kembali.
Untuk merayakan tema ini, PBB bersama dengan para pengambil keputusan, ilmuwan, eksekutif sektor swasta, perwakilan masyarakat sipil, komunitas adat, selebriti dan aktivis pemuda dan banyak lagi untuk mengutamakan lautan. (Hilal)