linimassa.id – Enam anak di Kota Tangerang tercatat alami gagal ginjal akut. Satu anak kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit, sementara lainnya sudah selesai menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni. Data tersebut, kata Dini, update terakhir pada Rabu (26/10/2022). Penambahan kasus diakui cukup cepat.
“Kasus gagal ginjal akut ini sudah masuk di Kota Tangerang. Awalnya, ada empat kasus dan per hari ini (Rabu, 26/10/22) sudah bertambah dua kasus. Empat anak sudah meninggal dunia sejak bulan Juni hingga Agustus, satu anak sudah pulang, dan satu anak sekarang masih dalam kondisi perawatan,” katanya, dikutip Kamis (27/10/2022).
Dini menerangkan, untuk menangani dan mencegah kenaikan kasus gagal ginjal akut ini dengan melakukan sosialisasi langsung ke organisasi profesi, dan melakukan pengawasan peredaran obat sirup sesuai dengan Surat Edaran BPOM dan Kementerian Kesehatan.
“Dari surat edaran pertama Kementerian Kesehatan, kami langsung menginstruksikan untuk menghentikan sementara penjualan obat sirup dan untuk tidak meresepkan obat sirup. Lalu, kami juga langsung melakukan sosialisasi ke organisasi profesi seperti Ikatan Apoteker Indonesia, IDI, dan sebagainya. Di surat edaran terbaru, ada list obat yang sudah dinyatakan aman oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan. Dan teman-teman Puskesmas langsung mulai turun ke apotek dan toko obat untuk memastikan hanya menjual obat-obatan yang dinyatakan aman,” papar DIni.
Selain itu, Dinkes juga sudah menetapkan beberapa rumah sakit sebagai rumah sakit khusus, jika sewaktu-waktu kasus meningkat.
“Kami sudah memberikan surat edaran ke seluruh rumah sakit di Kota Tangerang. Semua rumah sakit sebenarnya ada dokter spesialis anak dan mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensinya. Selain itu kami juga menetapkan rumah sakit khusus yaitu RSUD Kota Tangerang, RSUP Sitanala, RS EMC, RS Sari Asih Karawaci, dan RS Primaya. Ini kami persiapkan dengan melihat fasilitas dan dokter spesialis anak yang ada,” tutur DIni.
Dengan adanya kasus ini, dr. Dini mengimbau kepada masyarakat Kota Tangerang untuk jangan panik. Jika, anak alami gejala demam pastikan dulu suhunya dan tidak sembarangan memberikan obat-obatan.
“Perhatikan dosis obat yang diberikan. Sebaiknya, untuk sementara tidak menggunakan obat-obatan. Misalnya jika demam, kompres dengan air hangat, gunakan baju yang tipis, dan yang paling utama menjaga asupan gizi anak-anak, imunitas dan perilaku hidup bersih dan sehat. Terakhir, jika gejala belum juga hilang langsung datangi fasilitas layanan kesehatan agar segera ditangani,” tekannya. (red)