Serang, LINIMASSA.ID – Duta Baca Banten Rahmat Heldy HS atau yang biasa disapa Rahel, berbagi motivasi menulis ke santri Ashabul Fikri yang berada di Desa Taman Sari, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.
Rahel mengatakan, menulis itu bisa membuat kita terkenal dan bisa mendatangkan pengahsilan tambahan jika karya kita dimuat di media.
“Adik-adik sekalian, saat saya kuliah S1 dulu di Untirta saya banyak menulis puisi, esai dan cerpen. Dari hasil menulis itu saya dapat honor dan bisa buat jajan dan traktir teman,” kata Rahel Duta Baca Banten bercerita, Minggu 1 Desember 204.
Rahel juga kemudian bercerita bahwa dirinya saat ini bisa diamanahi sebagai Duta Baca Banten salah satunya karena ia aktif menulis dan berkegiatan di dunia literasi.
“Tapi gelar Duta Baca ini bukan hasil ditunjuk, tapi ada tes dulu. Karena ini diseleksi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Yayasan sekaligus Pimpinan Ponpes, Nursoleh Hasyim (53) mengatakan tujuan dari kegiatan ini pesantren ingin menubuhkan semangat membaca dan menulis pada santri.
“Pengetahuan itu kan bukan hanya kitab kuning saja, tapi juga dari buku-buku yang lain, yang bisa membawa wawasan,” ujar Nursoleh.
Kegiatan lain di pesantren, diakui Nursoleh diajarkan mensyarah (menjabarkan) apa yang dipelajari.
“Hasil dari kegiatan ini, nanti anak-anak akan kami dorong untuk menulis dan nanti dijadikan buku,” terang Nursoleh yang sudah menulis 15 buku.
“Kebetulan saya juga seorang penulis dan buku terbaru saya berjudul Japra Santri Petualang (perjalanan roman sufistik). Insya Allah terbit akhir tahun ini,” ujar mantan Ketua STIE Al Khairiyah tahun 2009-2015 ini.
Selain Rahel juga ada, Dr. Ir. Naufal Affandi, MM selaku akademisi Universitas Bina Bangsa (Uniba) yang memberikan motivasi kepada para santri.
Naufal bercerita bahwa dirinya saat masih SMP, dia pernah mencatatkan namanya dengan tambahan gelar.
“Waktu itu saya ada tugas membuat prakarya, membuat huruf dari triplek. Saya memberinya tiga gelar doktor, insinyur dan MSc,” ujarnya.
“Perjalannya panjang. Dan mengalir begitu saja dan kesempatannya ada. Alhamdulillah gelar itu bisa saya dapatkan dan terwujud sat sudah dewasa,” cerita Naufal.
Naufal melanjutkan walaupun perjalanan panjang, tapi harus ditempuh. “Sekarang jamannya adik-adik sudah serba mudah dengan adanya teknologi. Yang diperlukan itu bagimana kita merancang masa depan dan banyak membaca. Jangan takut untuk bermimpi. Jadi kita harus terus semangat dan punya keberhasilan yang tepat,” pungkasnya.