linimassa.id – China mencatat penerimaan pajak sebesar 4,9 triliun yuan (sekitar Rp11.000 triliun) pada kuartal pertama 2024, menurut laporan Kementerian Keuangan China. Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan Pendapatan Pajak
Wakil Menteri Keuangan China, Wang Dongwei, menyampaikan dalam konferensi pers di Beijing pada Senin bahwa “Pendapatan pajak nasional mencapai 4.917,2 miliar yuan, turun 4,9 persen dibandingkan tahun lalu (year on year), tetapi memperlihatkan pertumbuhan yang stabil.”
Wang juga menjelaskan bahwa pendapatan fiskal pada kuartal pertama 2024 mencapai 6,08 triliun yuan (sekitar Rp13.656 triliun), dengan penurunan 2,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Penyebab Penurunan
Penurunan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk penangguhan sebagian pajak terhadap usaha kecil dan menengah di sektor manufaktur, serta kebijakan pemotongan pajak yang diberlakukan pada tahun sebelumnya. Namun demikian, sektor industri budaya, pariwisata, dan manufaktur berhasil mencatat pertumbuhan.
“Mengecualikan faktor-faktor khusus, seperti kebijakan pemotongan pajak, pendapatan fiskal China tumbuh sekitar 2,2 persen pada kuartal pertama 2024,” tambah Wang.
Wang menyatakan bahwa Kementerian Keuangan China akan mendukung inovasi industri berbasis teknologi dan memperkuat inovasi teknologi dan pengembangan manufaktur melalui kebijakan pemotongan pajak dan biaya.
Meningkatnya Belanja Fiskal
Sementara itu, belanja fiskal China pada kuartal pertama 2024 meningkat sebesar 2,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk pencegahan bencana dan manajemen darurat juga meningkat tajam, mencapai 53,4 persen pada periode yang sama.
Wang menegaskan bahwa Kementerian Keuangan China akan menerapkan kebijakan fiskal yang positif, dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik dan menumbuhkan momentum baru untuk pembangunan, serta memperkuat pengelolaan dan pengawasan keuangan. (AR)


