LINIMASSA.ID- Sosial media telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini, terutama Gen Z.
Dari bangun tidur hingga sebelum tidur lagi, kita tak lepas dari layar ponsel yang menyajikan beragam informasi, hiburan, atau sekedar ingin tahu tentang kehidupan orang lain.
Namun, di balik manfaatnya yang luar biasa, sosial media juga menyimpan sisi gelap yang sering kali membuat penggunanya terjebak sosial media toxic yang membuat kita kecanduan tanpa sadar.
Seperti racun yang perlahan menyebar, sosial media yang awalnya memberikan sensasi manis lama kelamaan sosial media juga dapat meracuni pikiran dan emosi kita.
Berikut beberapa alasan mengapa sosial media bisa menjadi perilaku yang toxic.
1. Melihat Postingan Sebagai Perbandingan
Nah, sering kali kita melihat postingan orang lain yang sedang bekerja, belanja sampai menjalani hidup yang menyenangkan.
Tanpa sadar, disitulah kita mulai membandingkan diri sendiri dan berpikir, ‘kok hidup gua gini gini aja,’ atau ‘kenapa gua belum bisa kaya mereka’.
Padahal apa yang kita lihat hanyalah sisi terbaik dari hidup mereka, bukan keseluruhan ceritanya.
Nah, akibatnya kita merasa kurang, tidak cukup sukses, dan kehilangan rasa percaya diri.
2. Tekanan untuk selalu tampil sempurna
Di sosial media, pasti ada tekanan yang tersirat untuk selalu tampil terlihat bahagia, sukses, dan menarik.
Di situlah banyak orang yang merasa harus mengikuti standar yang ada sosial media.
Seperti memiliki tubuh yang ideal, outfit yang mahal, ataupun gaya hidup bebas.
Nah, hal ini bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik, dan berusaha untuk memenuhi ekspektasi sosial media.
3. Fomo (fear of missing out)

Dengan melihat teman teman sering nongkrong di cafe hits, traveling ke tempat tempat keren, atau mengikuti trend terbaru bisa menimbulkan perasaan takut ketinggalan trend.
4. Mencari validasi dari like dan komentar
Banyak orang yang mengukur nilai diri berdasarkan dari jumlah like dan komentar.
Jika unggahan postingan mereka tidak mendapatkan banyak interaksi, mereka bisa merasa kurang dihargai atau tidak merasa tidak menarik.
5. Cyberbullying dan hate speech
Nah, ini salah satu yang menjadi alasan mengapa sosial media sering dianggap sebagai toxic yang bikin candu.
Ironisnya meskipun banyak orang merasa tertekan atau tersakiti karena komentar orang lain.
Tetapi, mereka tetap kembali ke platform yang sama dengan rasa penasaran demi kebutuhan untuk membela diri.
Hal ini, akan membuat kita semakin terjebak dalam lingkungan toxic yang tak berujung.
Nah, inilah yang membuat sosial media toxic namun tetap membuat orang sulit melepaskannya.