linimassa.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan langkahnya mengundang enam ketum parpol koalisi pemerintah ke Istana Merdeka, Selasa (2/5) malam, bukan bentuk cawe-cawe politik.
“Cawe-cawe? Bukan cawe-cawe. Itu diskusi kok cawe-cawe. Diskusi, saya ini kan ya pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe,” kata dia di Mal Sarinah, di Jakarta, Kamis (2/5/2023).
Dia menegaskan urusan capres dan cawapres di Pilpres 2024 merupakan ranah partai politik atau gabungan partai politik.
Namun, sebagai pejabat publik yang juga sekaligus pejabat politik, Jokowi merasa sah-sah saja mengundang para ketum parpol koalisi untuk berdiskusi.
“Kalau mereka mengundang saya, (atau) saya mengundang mereka boleh-boleh saja. Apa konstitusi yang dilanggar dari situ? Nggak ada.”
“Tolonglah mengerti kalau saya ini politisi sekaligus pejabat publik,” ujarnya.
Saat ditanya soal isi pertemuan dengan para ketum parpol koalisi tersebut, Jokowi menyebut banyak yang dibicarakan dalam pertemuan selama 3 jam itu.
“Yang dibahas banyak sekali. Wong 3 jam banyak sekali,” tuturnya.
Ketika ditanya apakah pertemuan itu juga membahas bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo, Jokowi menyebut semua dibicarakan.
“Semuanya dibicarakan. Utamanya terkait politik yang menyangkut negara ke depan akan seperti apa tantangannya.”
“Itu semuanya butuh kepemimpinan nasional dengan leadership yang kuat yang dipercaya oleh rakyat, internasional, dan investor,” kata dia.
Hadir dalam pertemuan tersebut adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Kemudian, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Hanya Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang tak diundang dalam pertemuan tersebut oleh Presiden Jokowi.