linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Uighur, Minoritas Muslim di China yang Berkarakter
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Khazanah > Uighur, Minoritas Muslim di China yang Berkarakter
Khazanah

Uighur, Minoritas Muslim di China yang Berkarakter

Hilal Ahmad 14 November 2023
Share
waktu baca 4 menit
Uighur, suku minrotisa di China yang merupakan muslim. (Foto : Steemit)
Uighur, suku minrotisa di China yang merupakan muslim. (Foto : Steemit)
SHARE

linimassa.id – Suku Uighur, Uygur, Uigur atau Uyghur merupakan kelompok muslim yang dikenal memiliki paras yang rupawan. Suku yang merupakan salah satu bangsa minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok ini adalah keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah.

Contents
Bahasa SendiriTerbesar

Bukan hanya minoritas dari segi penamakan wajah, suku ini juga memeluk agama Islam.

Selain di Republik Rakyat Tiongkok, populasi suku ini juga tersebar di Kazakstan, Kirgistan dan Uzbekistan.

Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di Tiongkok, tetapi ada perbedaan budaya dan gaya hidup yang kentara di antaranya. Suku Uighur lebih bernafaskan Sufi sedangkan suku Hui lebih pada mazhab Hanafi.

Suku Uighur terutama berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, barat laut China.

 

Bahasa Sendiri

Laman Sindo menyebut, di China etnis Uighur lebih sering disorot karena kerap mendapat perlakuan diskriminatif. Bahkan beberapa negara Barat menganggap China melakukan genosida terhadap etnis ini.

Menurut laporan BBC, etnis Uighur berbicara dengan bahasa mereka sendiri yang mirip bahasa Turki. Mereka juga memiliki budaya yang dekat dengan etnis lain di negara-negara Asia Tengah.

Populasi mereka kurang lebih sekitar 12 juta jiwa, mendominasi wilayah Xinjiang. Sehingga daerah tersebut dikenal sebagai Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR).

 

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terbesar

Dikutip dari publikasi A Brief Introduction To Uyghurs And East Turkistan dari Unesco seperti dilansir Tempo, James Churchward seorang penulis asal Britania menggambarkan Kekaisaran Uighur dalam bukunya yang berjudul “The Great Uighur Empire” sebagai kerajaan kolonial terbesar dan terpenting milik Mu, Kekaisaran Matahari.

Suku Uighur mendirikan Kekaisaran Uighur di daerah Uighur, Toquz Oghuz, Orkhon, Khanate yang membentang dari Laut Kaspia hingga Manchuria yang berdiri dari 745 hingga 840 Masehi. Akan tetapi, kerajaan ini diserbu oleh orang Kirgis pada 840 Masehi yang membuatnya bermigrasi ke arah Tien Shan.

Melansir laman Britannica, Suku Uighur sebagian besar adalah orang-orang desa yang tinggal menetap di jaringan oasis yang terbentuk di lembah dan lereng yang terletak di Tien Shan, Pamir.

Karena tinggal di salah satu wilayah tergersang di dunia, masyarakat Uighur selama berabad-abad telah mempraktekkan irigasi untuk menghemat persediaan air untuk pertanian.

Pada 1950-an, Suku Uighur di Xinjiang yang hidup berdampingan dengan etnis Han, etnis mayoritas Tionghoa yang berbondong-bondong datang ke Xinjiang. Seiring waktu, mereka saling bersitegang akibat kesenjangan ekonomi dan etnis. Puncaknya pada Juli 2009 ketika 200 orang Han tewas dan 1.700 lainnya luka-luka.

Kemudian, otoritas China menanggapi dengan menindak orang Uighur yang dicurgiai sebagai pembangkang dan separatis. Tindakan pihak yang berwenang ini termasuk penembakan, penangkapan, dan hukuman penjara pada 2017. Usaha pemerintah yang paling kontroversial yang ditanggapi dengan protes dari organisasi hak asasi manusia adalah penahanan tanpa batas waktu hingga satu juta orang Uighur di kamp khusus.

Publikasi A Brief Introduction To Uyghurs And East Turkistan menuliskan bahwa sensus pemerintah Tiongkok pada 2003 menetapkan jumlah suku Uighur hampir 9 juta penduduk yang menjadikan mereka yang terbesar kelima dari 55 etnis minoritas yang diakui secara resmi di Tiongkok.

Sebelum itu, pada 1949 Uighur menyumbang 95 persen dari populasi di Turkistan Timur. Pada 60 tahun usia pemerintahan komunis Tiongkok, Uighur secara resmi mewakili 45 persen dari populasi negara tersebut. Sedangkan, etnis Han hanya menyumbang sebesar 40 persen. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Tangsel
Wali Kota Tangsel Benyamin Klaim Realisasi PAD Lebih dari 50 Persen, Capai Rp2,9 Triliun
Pemerintahan
Paphricia
Paphricia Laporkan 3 Influencer ke Polres Tangsel soal Pencemaran Nama Baik
News
Kejari Tangsel
Jaksa Masuk Sekolah Kejari Tangsel di SDN Pondok Jagung 02, Siswa Melek Hukum Sejak Dini
Pendidikan
Investasi emas digital
Investasi Emas Digital Menjadi Tren di Kalangan Anak Muda
Keuangan
Suryadharma Ali wafat
Suryadharma Ali Wafat: Menteri Agama Zaman Presiden SBY
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?