linimassa.id – Satwa liar dan kehidupannya menjadi perhatian serius dunia. Ini dibuktikan dengan adanya Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia yang diperingati setiap 4 Desember.
Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia atau World Wildlife Conversation ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian flora dan fauna yang terancam punah di bumi.
Peringatan ini dilansir dari Detik, merupakan inisiatif mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton terhadap perburuan dan perdagangan liar pada fauna serta eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang mengakibatkan kerusakan pada berbagai kekayaan alam dan keragaman hayati. Yuk, simak asal-usul peringatannya.
Dilansir situs National Today, Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia adalah kesempatan untuk menyadari dan mengambil tindakan ketika menghadapi isu-isu yang mengancam keseimbangan keanekaragaman hayati yang hidup liar di bumi ini. Campur tangan manusia terhadap ekosistem alam dunia telah berlangsung selama berabad-abad.
Manusia
Di dunia modern, ketika manusia melakukan perjalanan dan menetap di berbagai belahan dunia, mereka membuka lahan untuk bertani, menebang hutan untuk pembuatan kapal, dan mulai berburu untuk mendapatkan uang.
Selama bertahun-tahun, perburuan dan perburuan satwa liar menjadi lebih umum dan populasi satwa liar mulai menurun di seluruh dunia. Akibatnya, beberapa spesies satwa liar berada di ambang kepunahan.
Namun perdagangan ilegal spesies langka di pasar gelap terus meningkat. Meskipun pemerintah di seluruh dunia berupaya semaksimal mungkin dan dalam beberapa kasus berhasil menghentikan tindakan ini, tidak semua spesies aman dari pemburu dan pemburu liar.
Hal ini tidak hanya berdampak pada satwa liar, tetapi juga kehidupan jutaan orang yang tinggal di dalam atau dekat kawasan hutan di berbagai belahan dunia.
Jadi, sudah saatnya kita bertindak dan bekerja sama untuk melestarikan dan melindungi satwa liar guna menjamin keberlangsungan hidup mereka.
Atas usul Menteri Luar Negeri Hilary Clinton yang mendesak para konservasionis untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian kehidupan liar, maka tanggal 4 Desember ditetapkan sebagai Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia.
Kawasan Konservasi
Berikut kawasan konservasi di Indonesia dilansir dari Media Indonesia :
Taman Nasional Ujung Kulon
Kawasan dengan luas 122.956 hektar, menjadi kawasan konservasi flora dan fauna di sini dapat ditemui berbagai satwa liat seperti, rusa, banteng, babi hutan, dan badak bercula satu.
Taman Nasional jung Kulon terletak di bagian barat pulau Jawa. Kawasan yang dikenal prestisius untuk melindungi badak Jawa telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia katergori Alam oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sejak 1991.
Taman Nasional Gunung Leuser
Kawasan dengan luas 1.09.692 hektar yang terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara menjadi kawasan perlindungan flora dan fauna terbesar di Asia Tenggara. Taman Nasional ini sudah ditetapkan oleh UNESCO sejak 2004.
Memiliki 4.000 spesies tanaman diantaranya merupakan endemik langka dan dilindungi. Terdapat 84 jenis mamalia dan 380 jenis burung. Menjadi rumah satwa langka seperti, harimau Sumatra, orangutan Sumatra, gajah Sumatra, dan badak Sumatra. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Kawasan dengan luas 24.270 hektar berada di wilayah Gunung Gede dan Gunung Pangrango, Jawa Barat.
Memiliki 1.000 spesies flora, seperti edelweis, rotan buluh, lumut merah, saninten, rasamala, dan kantong semar. Menghuni 250 jenis burung dan 100 spresies mamalia, diantaranya landak Jawa, owa Jawa, kukang Jawa, dan trenggiling.
Taman Nasional Bali Barat
Kawasan dengan luas 77.727 hektar erada di bagian barat Pulau Bali. Selain menjadi kawasan konservasi Taman Nasional ini menjadi rumah bagi eksistem burung jalak Balik. Selain melindungi jaka Balik, kawasan ini memiliki 17 jenis mamalia dan 160 jenis aves. Memiliki 176 jenis tanaman, berbagai jenis reptil, ikan, serta satwa liar, seperti kancil, cerek Jawa, penyu hijau, penyu sisik, jalak suren, jalak putih, landak, dan kijang.
Taman Nasional Baluran
Kawasan dengan luas 25.000 hektar terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Kawasan Nasional Baluran memiliki ke khasan yaitu suasan yang gersang dan tandung seperti di savana, maka dari itu Kawasan Nasional Baluran dijuluki sebagai ‘Litte Africa’. Melindungin habitat banteng Jawa, rusa Timor, macam tutul, trenggiling, merakhijau, ayam hutan hijau, dan kijang. Memiliki flora langka seperti trenggulun, marelang, bayur, kemiri, dan aren.
Taman Nasional Way Kambas
Kawasan yang berada di selatan Pulau Sumatra, merupakan ikon pusat konservasi gajah Sumatra sekaligus taman nasional tertua di Indonesia.
Taman Nasional Way Kambas menjadi pemberdayaan dan pelatihan gajah-gajah liar yang ada di kawasan konservasi. Menjadi rumah bagi harimau Sumatra, siaman, burung kuau, dan badak Sumatra.
Taman Nasional Komodo
Kawasan yang di resmikan pada tahun 1980 terletak di jantung segitiga terumbu karang Asia Pasifik, tepatnya berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan ini sudah masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Rumah bagi 2.500 komodo ini menjadi tempat wisata yang populer baik wisata lokal maupun luar negeri. Bukan hanya komodo, kawasan ini menjadi rumah bagi satwa liar seperti rusa timor, kerbau, kuda, hingga ular. (Hilal)