linimassa.id – Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jadi top of mind sebagai cagub DKI Jakarta 2024 di kalangan pemilih Ibu Kota.
Hal ini berdasarkan hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia.
Mayoritas responden, yakni sebanyak 12,6 persen, secara spontan menjawab nama Ahok ketika ditanyakan siapa cagub DKI berikutnya berdasar pilihan mereka.
“Kita nggak kasih pilihan jawaban apa pun, siapa calon gubernur menurut preferensi warga DKI Jakarta,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Kamis (11/5/2023).
Selain Ahok, sebanyak 7,4 persen responden menyebut Ridwan Kamil. Sedangkan 6,2 persen menyebut Sandiaga Uno.
Kemudian sebanyak 6 persen menyebut Anies Baswedan dan 4,4 persen menyebut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
“AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) 3,7 (persen), Ahmad Sahroni 3,5 (persen), Gibran Rakabuming 3,1 (persen), Ahmad Riza Patria 2,2 (persen).”
“Nama-nama lain ada, tetapi di bawah 1 persen,” ujar Burhanuddin.
Angka tersebut merupakan hasil temuan survei Indikator pada Februari-Maret 2023. Burhanuddin kemudian menjelaskan tren top of mind tersebut.
Pada Juli 2022, Anies Baswedan semula memimpin dengan 30,3 persen. Angka tersebut menurun seiring dideklarasikannya Anies sebagai bakal capres.
“Karena ada partai yang mengumumkan Anies sebagai capres, makanya drop dari 30 ke 6 persen”
“Ahok ada sedikit kenaikan, Sandi stagnan, Ridwan Kamil naik, Gibran tiba-tiba muncul,” ujar Burhanuddin.
Dalam simulasi semi terbuka 27 nama, Ahok masih memimpin daftar elektabilitas dengan total 19,3 persen.
Di posisi kedua Ridwan Kamil dengan 12,3 persen dan di posisi ketiga Sandiaga Uno dengan 11,7 persen.
“Simulasi terbuka artinya kita kasih (responden) pilihan nama alfabetis, bukan top of mind, masih ada nama Ahok dalam simulasi ini,” ujar Burhanuddin.
Dalam simulasi terbuka 26 nama dengan dikurangkannya nama Anies Baswedan, polanya juga tidak berubah.
Ahok memimpin dengan 20,8 persen. Disusul Ridwan Kamil 16,4 persen, Sandiaga Uno (14,8 persen), AHY (9,0 persen) dan Ahmad Sahroni (7,2 persen).
“Ternyata tidak ada satu pun nama yang mengambil basis Anies. Basis Anies ketika di-take out, itu cenderung menyebar ke beberapa nama, tidak mengerucut ke satu nama,” ucap dia.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di DKI Jakarta yang punya hak pilih.
Penarikan sampel dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan total sampel yang dianalisis sebanyak 2060 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 820 responden memiliki margin of error sekitar lebih kurang 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan spot check, dan tidak ditemukan kesalahan berarti.