linimassa.id – Panas matahari makin hari makin menjadi-jadi. Bahaya sinar ultraviolet dari matahari pun menjadi kekhawatiran. Haruskah menggunakan tabir surya untuk menangkal sinar ultraviolet?
Penggunaan tabir surya sebagai pelindung kulit dari pajanan sinar ultraviolet memang sangat penting. Namun, masyarakat perlu memahami bahwa tinggi rendahnya indeks ultraviolet tidak berkaitan langsung dengan suhu udara.
Tinggi rendahnya indeks ultraviolet (UV) tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi udara di suatu wilayah.
Pada wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian indeks UV umumnya tidak berubah meskipun fenomena gelombang panas tidak terjadi.
Secara umum, pola harian indeks UV berada pada kategori rendah di pagi hari. Indeks UV akan mencapai puncaknya pada kategori tinggi, sangat tinggi, sampai dengan ekstrem saat intensitas radiasi matahari berada pada tingkat tinggi di siang hari pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 15.00.
Apa Itu?
Dalam laman resmi BMKG disebutkan, berdasarkan panjang pita gelombang cahaya matahari terdapat tiga jenis sinar UV, yakni sinar UV A, sinar UV B, dan sinar UV C.
Pada sinar UV A, panjang dari pita gelombang cahaya matahari 315-400 nanometer, sementara sinar UV B 280-325 nanometer dan sinar UV C 100-280 nanometer.
Hampir seluruh sinar UV C akan tertahan pada lapisan ozon sehingga tidak sampai masuk ke permukaan Bumi. Sementara itu, sekitar 90 persen sinar UV B akan diserap oleh ozon, uap air, dan gas lain yang berada di atmosfer Bumi dan sebagian besar sinar UV A akan mencapai permukaan Bumi.
Banyaknya sinar UV yang mencapai Bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada wilayah dengan sudut datang sinar matahari langsung, paparan sinar UV akan semakin tinggi. Selain itu, wilayah yang berada di kutub tidak banyak terpapar sinar UV.
Wilayah dengan tutupan awan yang banyak juga akan semakin kecil terpapar sinar UV. Ketebalan pada lapisan ozon di atmosfer Bumi pun sangat berpengaruh. Apabila ozon pada lapisan atas atmosfer Bumi cukup banyak, itu akan semakin baik untuk menyaring sinar UV.
Terdapat lima warna yang berbeda untuk mengukur skala bahaya dari indeks UV. Indeks UV dengan skala yang semakin tinggi akan semakin berbahaya bagi kesehatan. Pada indeks UV 0-2 dengan warna hijau memiliki risiko bahaya rendah. Pada indeks 3-5 dengan warna kuning masuk pada kategori risiko bahaya sedang.
Sementara pada indeks 6-7 dengan warna oranye memiliki risiko bahaya tinggi. Indeks 8-10 dengan warna merah berisiko sangat tinggi serta indeks lebih dari 11 dengan warna ungu memiliki risiko bahaya sangat ekstrem.
Pajanan sinar UV, baik sinar UV A, B, maupun C, memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, khususnya kesehatan kulit. Meski begitu, gelombang sinar UV yang semakin pendek memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi.
Pajanan sinar UV bisa berdampak akut dan kronis. Dampak akut bagi kesehatan kulit dapat berupa sunburn (terbakar) serta membuat warna kulit menjadi lebih gelap (tanning). Selain itu, paparan sinar UV juga dapat membuat kulit menjadi merah, gatal, bengkak, serta timbul ruam.
Pada jangka panjang (kronis), sinar ultraviolet dapat menyebabkan penuaan dini hingga kanker kulit. Karena itu, sebaiknya hindari pajanan sinar matahari langsung, terutama pada pukul 10.00 sampai pukul 15.00. Jika terpaksa beraktivitas di luar ruang, gunakan pakaian lengan panjang, topi, payung, kacamata hitam, serta tabir surya (sunscreen).
Tabir surya yang digunakan untuk melindungi kulit dari sinar UV setidaknya memiliki tingkat SPF minimal 30.
Tabir Surya
Tabir surya dengan tingkat SPF (faktor pelindung sinar matahari) yang lebih tinggi bisa digunakan apabila harus berada cukup lama di bawah sinar matahari, seperti ketika bermain golf atau berenang.
Pemilihan tabir surya juga dianjurkan yang memiliki keterangan PA+++ untuk seseorang yang harus beraktivitas ke luar ruangan. Keterangan tersebut menunjukkan tingkat perlindungan sinar UV A dengan spektrum yang luas. Perlindungan dengan spektrum yang lebih rendah bisa dipilih apabila hanya beraktivitas di dalam ruangan.
Penggunaan tabir surya tetap dianjurkan sekalipun hanya beraktivitas di dalam ruangan. Itu karena paparan sinar ultraviolet dapat masuk melalui jendela. Tabir surya yang tahan air (water resistant) juga bisa digunakan bagi seseorang yang mudah berkeringat atau bagi seseorang yang sedang berenang. Tabir surya dapat digunakan pula pada anak di atas enam bulan sesuai dengan aturan pakai yang dianjurkan.
Pada jangka panjang (kronis), sinar ultraviolet dapat menyebabkan penuaan dini hingga kanker kulit. Karena itu, sebaiknya hindari pajanan sinar matahari langsung, terutama pada pukul 10.00 sampai pukul 15.00.
Pajanan sinar matahari memang bisa bermanfaat bagi kesehatan, seperti untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D. Namun, manfaat itu membutuhkan waktu pajanan dan besar energi sinar UV tertentu. Dampak buruk dari pajanan sinar matahari bisa lebih besar daripada manfaat yang didapatkan jika dilakukan dalam jangka panjang.
Manfaat
Dilansir dari Alodokter, dalam jumlah yang tepat, sinar UV dibutuhkan tubuh karena dapat memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, sinar UV juga bisa berbahaya dan justru menimbulkan gangguan kesehatan jika paparannya berlebihan.
Matahari merupakan sumber utama sinar UV. Pada dasarnya, sinar UV dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tulang dan gigi, serta membantu penyerapan kalsium dalam tubuh.
Kendati demikian, sinar UV hanya akan bermanfaat bagi tubuh selama diperoleh dalam jumlah yang cukup. Jika berlebihan, sinar UV justru akan merusak jaringan tubuh, bahkan meningkatkan risiko terjadinya penyakit tertentu.
Bahaya
Sinar UV terbagi menjadi beberapa jenis, tetapi yang paling umum adalah UVA dan UVB. Paparan sinar UVB hanya mampu mencapai lapisan luar kulit (epidermis), sedangkan sinar UVA bisa mencapai hingga lapisan tengah kulit (dermis).
Berikut ini adalah sejumlah masalah kesehatan yang dapat muncul akibat paparan sinar UV berlebih:
Kulit Terbakar
Kulit terbakar (sunburn) adalah dampak yang paling umum terjadi ketika Anda terlalu sering terpapar sinar UV. Kondisi ini dapat membuat kulit tampak kemerahan, serta terasa hangat dan nyeri ketika disentuh.
Gejala sunburn umumnya muncul dalam waktu beberapa jam setelah kulit terpapar sinar UV secara berlebihan, tetapi bisa juga 1–2 hari kemudian.
Pada kasus yang parah, sunburn bahkan dapat menimbulkan pembengkakan kulit, kulit melepuh, dan lemas karena dehidrasi. Jika mengalami hal ini, perlu segera mendapatkan pengobatan dari dokter.
Kerusakan mata
Saat berada di bawah sinar matahari, tidak hanya kulit yang perlu dilindungi dari paparan sinar UV, mata pun memerlukan perlindungan ekstra. Hal ini dikarenakan mata merupakan salah satu organ yang paling rentan mengalami kerusakan jika sering terpapar sinar UV.
Paparan sinar UV berlebih bisa menimbulkan kerusakan pada mata yang menyebabkan penurunan kemampuan melihat warna, penglihatan kabur, atau bahkan kebutaan permanen.
Kanker kulit
Paparan sinar UV berlebih merupakan salah satu penyebab paling umum dari kanker kulit, terutama jenis kanker karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Biasanya, sel kanker terbentuk di bagian tubuh yang memang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, dan tangan.
Jika tidak segera ditangani, kanker dapat menyebar ke bagian kulit lain dan bahkan organ dalam tubuh. Meski jarang terjadi, kondisi ini tergolong berbahaya dan dapat mengancam nyawa. (Hilal)