linimassa.id – Minuman bersoda yang kia kenal saat ini menjadi minuman yang akrab dikonsumsi dan mudah ditemui di manapun. Variannya pun bervariasi dengan berbagai ukuran.
Air soda atau air berkarbonasi (Inggris: carbonated water, club soda, soda water, atau sparkling water) adalah air yang dikarbonasikan dan dibuat bersifat effervescent dengan penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan.
Air soda mendapatkan namanya dari garam natrium yang dikandungnya mengatakan senyawa ‘bergaram’ menambah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol dan tanpa alkohol.
Air soda juga merupakan bahan baku bagi long drink dan koktail. Air soda juga bisa langsung diminum.
Awal Mula
Pada 1767, Joseph Priestley dari Inggris menemukan metode memasukkan karbon dioksida ke dalam air ketika menggantung semangkuk air di atas sebuah tong bir di sebuah pabrik bir di Leeds, Inggris.
Udara yang menyelimuti bir terfermentasi yang disebutnya sebagai fixed air diketahui dapat membunuh tikus yang digantung di sana.
Priestley kemudian mengetahui bahwa air yang telah terkarbonasi memiliki rasa yang enak. Air itu dihidangkannya kepada teman-temannya sebagai minuman yang menyegarkan.
Pada 1772, Priestley menerbitkan sebuah makalah berjudul “Impregnating Water with Fixed Air” yang berisi penjelasan metode meneteskan “oil of vitriol” (asam sulfat) ke atas kapur untuk menghasilkan gas karbon dioksida, dan mencampurkan gas tersebut ke dalam semangkuk air.
Salah satu pendamping makanan pada siang hari adalah minuman bersoda. Rasanya yang unik menyegarkan tubuh dan mengurangi haus.
Tambahan karbon dioksida inilah yang membuat adanya gelembung-gelembung khas pada air soda. Gasi inilah yang memberikan sensasi menggelitik di lidah.
Air ini biasanya bisa disajikan tawar sebagai air berkarbonasi. Banyak pula produsen yang menyediakan minuman soda berperisa.
Manfaat
Berikut beberapa manfaat air soda:
- Meningkatkan Kemampuan Menelan
Temuan terbitan Chemical Senses (2012) mengamati bahwa manfaat minuman bersoda mempermudah proses menelan.
Studi lain terdahulu yang dirilis pada jurnal The Journal of Laryngology & Otology (2007) menemukan bahwa gas karbon dan suhu dingin pada soda bisa memperkuat efek ini.
Penelitian ini melihat 72 orang yang mengonsumsi minuman berkarbonasi dingin menurunkan keinginan untuk membersihkan tenggorokan sekaligus merasa lega.
- Memperlancar BAB
Penelitian menemukan bahwa minuman bersoda membantu mengurangi konstipasi atau sembelit.
Laporan terbitan Journal of Korean Academy of Nursing (2011) mengamati 40 lansia dengan stroke yang minum air berkarbonasi selama 2 minggu lebih sering BAB daripada kelompok yang minum air biasa.
Penurunan gejala sembelit pun bisa berkurang hingga 58 persen. Ada pula bukti bahwa minuman bersoda mengurangi masalah pencernaan lain, seperti sulit sendawa dan sakit perut.
Manfaat ini bisa didapatkan bila mengonsumsi minuman berkarbonasi tanpa tambahan kalori dari gula.
- Memicu Sensasi Kenyang
Minuman bersoda bisa membuat Anda merasa kenyang lebih lama daripada minum air biasa.
Pada riset terbitan Journal of Nutritional Science and Vitaminology (2012), peneliti mengamati 19 wanita yang mengonsumsi 250 ml air soda merasa lebih kenyang daripada minum air biasa.
Namun, studi ini berskala kecil sehingga memerlukan pembuktian lebih lanjut.
Bahaya
Sayangnya, air berkarbonasi yang sering ditemui adalah dalam bentuk minuman bersoda. Minuman ini sudah ditambahkan berbagai macam rasa dan gula dalam jumlah tinggi. Minuman bersoda dengan rasa dan gula yang tinggi bisa menimbulkan berbagai risiko berikut.
- Tulang Keropos
Air berkarbonasi saja tidak berpengaruh pada kesehatan tulang. Namun, risiko tulang keropos bisa muncul dari minuman bersoda kola.
Terdapat teori bahwa asam fosfat yang digunakan untuk meningkatkan rasa pada beberapa minuman bersoda dapat mengganggu penyerapan kalsium. Hal ini mengakibatkan hilangnya kalsium dari tulang.
Minuman seperti kola memang kerap dikaitkan dengan angka kepadatan mineral tulang yang lebih rendah. Hal ini mungkin terjadi sebab kola mengandung kafein yang tinggi. Kafein diketahui dapat menurunkan jumlah kalsium yang disimpan tubuh Anda.
Kalori minuman soda berasal dari gula. Dalam satu gram, gula menyumbang kalori sebesar 4 kkal. Terlalu banyak minum soda membuat asupan kalori meningkat.
Bila jarang bergerak, kalori berlebih akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Tumpukan lemak inilah yang membuat berat badan naik. Bila dikonsumsi terus-menerus, risiko obesitas pun meningkat.
- Meningkatkan Risiko Diabetes
Gula pada minuman bersoda memiliki indeks glikemik tinggi. Hal ini berarti bahwa asupan ini bisa membuat gula darah melonjak drastis dengan cepat.
Memang, gula darah bisa terkontrol kembali dengan adanya hormon insulin yang diproduksi pankreas. Namun, gula darah yang tinggi terus menerus bisa membuat pankreas bekerja terlalu keras.
Hal ini memicu resistensi insulin, yaitu tubuh kesulitan merespons insulin sehingga gula darah tetap tinggi. Kondisi inilah yang membuat risiko diabetes 2 meningkat.
Selain itu, minuman gula yang tinggi kalori bisa membuat lemak di perut atau lemak viseral berkumpul. Jenis lemak ini menghasilkan protein yang memicu resistensi insulin.
- Gigi Rusak
Asam dan gula yang terkandung pada minuman bersoda tampaknya memainkan peran penting pada kerusakan gigi.
Asam dan gula menyebabkan lapisan email gigi menjadi terkikis, terlebih keduanya memberikan makanan bagi bakteri di mulut. Bakteri ini akan menghasilkan asam yang mengikis email gigi. Tidak heran bila makanan manis menyebabkan gigi berlubang. (Hilal)