LINIMASSA.ID – Rektor UIN SMH Banten, Prof Muhammad Ishom dikenal sebagai sosok akademisi yang sangat produktif. Pada tahun 2023 hingga 2025, ia menerbitkan banyak artikel terindeks Scopus Q1 di jurnal bereputasi.
Karya ilmiahnya mengangkat isu serius dalam hukum Islam, hak perempuan dan anak, hingga kesehatan haji. Di sisi lain, ia juga aktif terlibat dalam berbagai pelatihan, workshop, serta konferensi internasional.
Prof Ishom yang baru terpilih jadi Rektor UIN SMH Banten itu pantas mendapat sorotan: sejak 2023, publikasinya rutin muncul di jurnal Scopus Q1. Di antaranya studi hak anak dan perempuan pasca cerai, analisis hukum nikah di Banten, dan kesehatan jamaah haji dalam konteks desentralisasi pelayanan. Selain menulis, ia aktif berbagi dalam konferensi internasional dan pelatihan strategis.
Deretan Publikasi Terkini Rektor UIN SMH Banten Prof Ishom
1. Sheikh Nawawi al‑Bantani’s Thoughts on The Rights and Obligations of Husband and Wife (2025, Al‑Adalah, Scopus Q1).
2. Guaranteeing the Rights of Children and Women Due to Divorce: Comparative Study Between Indonesia and Malaysia (2025, Volksgeist, Scopus Q1).
3. Hajj Health Istita’ah from the Perspective of Health Decentralization (2024, PETITA, Scopus Q1).
4. Presidential Nominations from Cabinet Ministers: A Delicate Balance between Interpretational Court Decisions and Political Interests (2023, Volksgeist, Scopus Q1).
5. The Loose Interpretation of Dominus Litis Principle in Marriage Dispensation for Underage Marriage in Banten (2023, Ahkam, Scopus Q1).
6. Criminalization in Islamic Penal Code: A Study of Principles, Criminalization Methods, and Declining Variations (2023, Futura, Scopus Q1) dan lainnya.
Publikasi ini menunjukkan ketajaman kajiannya terhadap permasalahan hukum Islam modern, hak keluarga, serta dinamika politik hukum.
Selain itu, Prof Ishom juga menulis beberapa karya nasional dan buku berskala nasional seperti analisis moderasi beragama, layanan keagamaan di perbatasan, hingga panduan legal drafting.
Aktif di Ranah Ilmiah dan Pelatihan
Sebagai figur akademik, Prof Ishom tidak hanya menulis. Ia juga:
Mengikuti workshop tahqiq manuskrip ulama Nusantara sejak 2007 dan menjadi salah satu anggota muhaqqiq hingga 2010.
Ikut menyusun pedoman sertifikasi dosen (2008), implementasi KBK RA/Madrasah (2007), serta ARKAN Litapdimas (2018). Menjadi fasilitator pelatihan portofolio guru profesional atas mandat USAID (2007–2009).
Menjalani fellowship akademik di NUS Singapura (2009) dan Litbang Kemenag RI di Sarawak (2013).
Menjadi narasumber di banyak konferensi internasional, terbesar seperti ICIU di Brunei (2023) dan ICIU di UiTM Malaysia (2024).
Aktif sebagai anggota hakim MQK dalam berbagai cabang dan kejuaraan karya ilmiah dan Al‑Qur’an di seluruh Indonesia (2014–2023). Narasumber PKL PMII Cabang Kota Serang, Pancasila Perspektif Fiqh Kenegaraan, (2022). Narasumber Diskusi Publik Ketahanan Nasional dari Tekanan Politik Internasional Perspektif Santri dan Pemuda Islam Indonesia, MUI Pusat, (2015) dan Narasumber Webiner Bincang Kritis Demokrasi Pasca Putusan MK, APHUTARI 2023.
Menjadi pembicara di forum moderasi beragama, pendidikan karakter, ideologi Pancasila, dan deradikalisasi yang diselenggarakan BPIP, BNPT, MUI, universitas, hingga organisasi mahasiswa dan pemuda (2021–2024).
Sejak 2023, kegairahan menulis Prof Ishom menembus level internasional, ditandai dengan publikasi di jurnal Q1. Topik yang diangkat pun sangat aktual: mulai dari hak keluarga, persoalan pernikahan dini, hingga kebijakan hukum islam.
Bukan hanya hukum, ia merambah tema kesehatan haji, politik interpretatif, serta pemberdayaan sosial melalui riset berbasis komunitas pesantren dan masjid. Ini menunjukkan visi interdisipliner dalam kajiannya.
Keterlibatan dalam berbagai pelatihan sertifikasi, revisi panduan, hingga peran mediator menunjukkan bahwa karya ilmiah Ishom bukan semata teori, melainkan memiliki implikasi praktis kebijakan dan pendidikan.
Keikutsertaan dalam konferensi di Singapura, Brunei, dan Malaysia menegaskan eksposur globalnya. Lewat itu, ia memperluas jejaring akademik sekaligus memperkenalkan suara Indonesia di ranah hukum Islam kontemporer.
Prof Muhammad Ishom tidak hanya duduk di kursi rektor UIN Banten. Ia bergerak aktif di dunia penelitian, pendidikan, dan kebijakan. Dengan puluhan publikasi Scopus Q1 dan kehadiran di panggung internasional, ia menegaskan dirinya sebagai intelektual yang produktif dan relevan.
Tulisan dan aktivitasnya membawa dampak lebih luas bagi perkembangan pemikiran hukum Islam modern, moderasi beragama, hak keluarga, serta pendidikan tinggi. Ke depan, peran seperti ini semakin penting dalam menjembatani ilmu, kebijakan, dan masyarakat.
