linimassa.id – Riset dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menunjukkan bahwa remaja Indonesia dapat menghabiskan uang sekitar Rp30.000 hingga Rp200.000 per minggu hanya untuk rokok eceran.a; Sebuah Studi Metode Campuran di Indonesia, yang diterbitkan Selasa (12/12/2023).
“Temuan kualitatif kami mengungkapkan bahwa siswa seringkali mengalokasikan sebagian besar, terkadang melebihi setengah dari uang saku mereka, untuk membeli rokok eceran – berkisar dari Rp30.000-Rp200.000 dalam seminggu,” demikian keterangan tertulis dalam riset Hubungan Pembelian rokok Eceran dengan Frekuensi, Intensitas, dan Inisiasi Merokok di Kalangan Remaj
Temuan kualitatif menunjukkan bahwa siswa sering mengalokasikan sebagian besar uang saku mereka, bahkan melebihi setengahnya, untuk membeli rokok eceran.
Rokok eceran menjadi tantangan dalam upaya mengurangi konsumsi tembakau di kalangan remaja Indonesia. Penjualan rokok eceran dengan harga murah oleh pedagang informal menjadi penyebab utama.
Temuan kuantitatif riset menunjukkan bahwa pembelian rokok eceran dalam 30 hari terakhir berkorelasi signifikan dengan konsumsi lima batang rokok atau kurang per hari dan tingkat ketergantungan nikotin yang lebih rendah.
Pola merokok remaja Indonesia menunjukkan pengguna rokok eceran berada dalam fase eksperimen, sesuai dengan lima tahap kecanduan nikotin.
Temuan kualitatif menunjukkan bahwa tujuh dari 10 siswa membeli rokok eceran saat mencoba merokok untuk pertama kalinya.
Merokok di kalangan remaja menjadi akar berbagai masalah kesehatan. Prevalensi remaja perokok aktif di Indonesia mencapai 18,8 persen (GYTS 2019) dan meningkat menjadi 22,04 persen (BPS, 2022). Risiko penyakit akibat rokok tidak hanya berdampak pada perokok aktif, melainkan juga pada perokok pasif.
Upaya pencegahan dan pengurangan konsumsi rokok di kalangan remaja menjadi prioritas, dengan pemahaman mendalam terhadap pola pembelian rokok eceran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Keterlibatan lebih lanjut dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. (AR)