linimassa.id – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel menggelar diskusi publik dengan tema ‘Bahaya Berita Hoaks di Tahun Politik’ di Resto Kampung Anggrek, Serpong, Kota Tangsel, Jumat 25 Agustus 2023.
Dalam diskusi publik itu baik PWI Tangsel, KPU Tangsel, Bawaslu Tangsel, Polres Tangsel dan Dinas Kominfo Tangsel sepakat untuk bersama-sama melawan penyebaran berita bohong atau hoaks, terutama jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Tangsel.
Ketua PWI Tangsel Eko Nursanto mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah wawasan wartawan di Tangsel agar mampu memproduksi berita yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan.
“Semoga diskusi ini menjadi wadah untuk sama-sama mengedukasi agar tak ikut memproduksi berita hoax terutama di tahun politik nanti,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Tangsel, TB Asep Nurdin menjelaskan, jelang Pemilu 2024 tren berita hoaks meningkat dan harus di atasi baik oleh pemerintah, lembaga penyelenggara Pemilu, pers dan masyarakat umum.
Menurutnya, dari data yang dimiliki diketahui sumber hoaks terbesar ada pada media sosial sebanyak 90 persen dan pembahasan hoaksnya adalah terkait isu sosial-politik 90 persen.
“Kenapa besar sekali? Karena banyak kepentingan di sini, baik kepentingan bisnis, politik dan edukasi,” kata Asep.
“Kami sepakat bahwa hoaks ini harus dilawan dengan berita-berita yang mengedukasi,” sambung Asep.
Hal senada diungkapkan Ketua KPU Tangsel
M. Taufiq MZ. Gelaran Pemilu jadi salah satu ‘bahan gorengan’ banyaknya berita hoaks.
Pada Pemilu 2019 lalu contohnya, terjadi banyak hoaks mengenai kecurangan Pemilu terkait pembongkaran kotak suara, dimana fakta sebenarnya tidak demikian.
“Delegitimasi terhadap KPU juga terjadi melalui berita hoaks,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran berita hoaks, pihaknya saat ini mulai merangkul ‘Kelompok Rentan’ yang diidentifikasi menjadi kelompok orang sumbu pendek, buzzer, dan orang tidak terjamah informasi positif.
Di tempat yang sama ,Ketua Bawaslu Tangsel Muhamad Acep menyatakan bahwa berita hoaks tidak bisa dilawan dengan pembenaran, karena akan terus menjadi hoaks kembali.
“Kalau kami melawannya dengan memproduksi informasi positif. Kalau hoaksnya 1, informasi positifnya harus 5,” ungkapnya.
Menurut Acep, Bawaslu Tangsel sendiri dalam melawan hoaks telah membentuk Kader Digital Damai yang anggotanya 30 orang dari mahasiswa dan pemuda setempat. Hal itu diharapkan dapat meminimalisir berita hoaks di tahun politik.