SERANG, LINIMASSA.ID – Kasus PSK di Kota Serang melalui aplikasi michat terungkap dalam sidang kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Pengadilan Negeri Serang.
Pekerja Seks Komersial ini dalam sehari ditargetkan bisa melayani 5 pelanggan pria hidung belang, hal ini berdasarkan keterangan saksi kasus TPPO.
Pada sidang ini, tiga orang PSK di Kota Serang berinisial SY, SM dan AA dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan untuk memberikan keterangan keempat terdakwa yakni Muhammad Suryana, Akmal Robi dan Yoga Ramadan.
Saksi SY yang baru sepekan ikut terdakwa Rudi bekerja sebagai PSK melalui online di salah satu hotel di Kota Serang, mengaku melayani tamu hidung belang atas jasa Rudi.
Dirinya menawarkan diri bekerja sebagai PSK di Kota Serang dengan bantuan Rudi untuk mencari pelanggan, dengan perjanjian akan digaji oleh Rudi setiap 10 hari kerja dengan nominal jutaan rupiah.
“Udah kenal lama (dengan Rudi-red), kepengen sendiri. Perjanjian kerja selama10 hari baru digaji, Rp6 juta,” ujarnya dihadapan majelis hakim yang diketuai Galih Dewi Inanti Akhmad disaksikan JPU Kejari Serang Angeline Kamea dan para terdakwa.
Cara Kerja PSK di Kota Serang

Lebih lanjut, SY menerangkan selama bekerjasama dengan Rudi sebagai PSK di Kota Serang, dirinya hanya tinggal menunggu pelanggan. Sedangkan Rudi mencari pelanggan melalui aplikasi MiChat.
“Lewat aplikasi, Rudi yang cari pelanggannya, udah gitu ngontek di WA masuk kamar. Cash dipegang sendiri (Uang transaksi-red), terus baru dikasih ke Rudi,” terangnya.
Menurut SY, untuk satu pelanggan kencan singkat dirinya dibayar Rp300 ribu, dengan target per hari melayani sebanyak 5 pria hidung belang.
“Tergantung tamunya minta durasinya. Sekali main Rp300 ribu. Paling banyak melayani 3 (Pelanggan-red). Lima (Target pelanggan-red). Engga (Tidak sampai target-red), paling banyak tiga,” ujarnya.
Selain dirinya, SY mengungkapkan ada dua PSK lain yaitu SM dan AA yang bekerja seperti dirinya. Namun kedua temannya itu masih anak di bawah umur.
“Cuma ngobrol aja (dua PSK di Kota Serang yang bekerja dengan Rudi dan teman-temannya-red), gajinya berapa takutnya beda,” ungkapnya.
SY mengaku apa yang dilakukannya itu melanggar. Namun dirinya terpaksa menjadi PSK karena kebutuhan ekonomi untuk menghidupi anaknya.
“Susah kalo sendiri, saya janda punya anak satu. Tahu (perbuatannya salah-red), karena ekonomi,” tandasnya.