LINIMASSA.ID – Thomas Trikasih Lembong yang lebih dikenal dengan nama Tom Lembong merupakan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) periode 2015-2016 resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) atas dugaan kasus korupsi impor gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton.
Dalam kasus ini tidak hanya Tom Lembong saja yang terlibat namun menyeret nama lainnya sebagai tersangka yakni Charles Sitorus yang merupakan Direktur Pengembangan Bisnis di PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) pada tahun 2015-2016.
Kasus korupsi Tom Lembong ini diduga dilakukan pada tahun 2015 saat Indonesia mengalami surplus gula hingga membutuhkan stok gula kristal putih sebanyak 200.000 ton.
Tom Lembong diduga memberikan izin kepada perusahaan swasta, PT AP, untuk mengimpor gula kristal mentah dan mengizinkan pengolahan gula kristal mentah hasil impor menjadi gula kristal putih kepada PT PPI.
Menurut Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus), Abdul Qohar, mengungkapkan, jika proses impor khususnya gula tidak dapat dilakukan oleh perusahaan swasta yakni hanya boleh dilakukan oleh perusahaan BUMN.
“Berdasarkan persetujuan impor yang telah dilakukan oleh tersangka TTL, impor gula tersebut dilakukan oleh PT AP dan tidak melalui rapat koordinasi dengan instansi terkait,” ungkap Abdul.
Kejagung mengonfirmasi jika Kejagung telah melakukan penyelidikan terkait kasus ini sejak Oktober 2023.
Atas dugaan kasus korupsi impor gula kristal mentah ini diketahui mengakibatkan Indonesia mendapatkan kerugian sebesar 400 Miliar.
Profil Tom Lembong

Thomas Trikasih Lembong, yang akrab disapa Tom Lembong, adalah seorang politikus, banker dan tokoh ekonomi dan pengusaha Indonesia yang telah memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi negara. Pria kelahiran 4 Maret 1971 ini memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Awal Karier dan Pendidikan
Tom Lembong menempuh pendidikan di bidang arsitektur dan perancangan kota di Harvard University, salah satu universitas terkemuka di dunia. Setelah lulus, dia memulai kariernya di dunia finansial sebagai bankir investasi. Kariernya melesat saat ia bekerja di Morgan Stanley Singapura pada tahun 1995 sebagai Divisi Ekuitas dan di Deustche Securities Indonesia pada tahun 1999-2000, dua bank investasi global besar. Pengalaman ini memberinya wawasan yang mendalam tentang ekonomi global, investasi, dan sektor keuangan.
Perjalanan Karier di Sektor Pemerintahan
Tom Lembong mulai dikenal luas di Indonesia setelah diangkat sebagai Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Di masa jabatannya, Tom fokus pada upaya reformasi perdagangan, termasuk deregulasi dan liberalisasi beberapa sektor penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Sebelum itu Tom Lembong pernah dipercaya untuk menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000-2002. Setelah itu, dia kemudian memilih untuk bekerja di Farindo Investments dari 2002-2005.
Namun pada tahun 2006, sempat hengkang dari bidang pemerintahan dan menjadi salah satu pendiri dan direktur utama sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura bernama Quvat Management. Selain itu, dia juga menjadi presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012-2014.

Sampai saat itu, Tom kembali ke pemerintahan pada tahun 2013 sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Gubernur DKI Jakarta, salah satu pidatonya adalah “Game of Thrones” pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada tahun 2018 dan pidato “Thanos” di Forum Ekonomi Dunia.
Setelah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia, Tom meninggalkan kembali pemerintahan dengan mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura yang merupakan wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
Kemudian pada Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, menunjuk Tom sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol yakni satu-satunya Badan Usaha Milik Pemerintah Provinsi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu, Tom Lembong kerap menjadi Co-Captain Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang merupakan salah satu calon presiden dan wakil presiden Indonesia pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pengaruh dan Penghargaan
Selama kariernya, Tom Lembong telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya di bidang ekonomi dan perdagangan.
Dengan pengalaman yang luas, baik di sektor swasta maupun pemerintahan, ia tetap menjadi salah satu tokoh yang diperhitungkan dalam dunia ekonomi Indonesia dan Asia Tenggara, penghargaan yang Tom telah dapatkan diantaranya :
1. Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum di Davos, 2008.
2. Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship, 2017.
3. Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade (Gwanghwa Medal) – Korea Selatan (8 Desember 2020)