linimassa.id – Pengamat politik Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof Asrinaldi menilai Pilpres 2024 berpotensi besar diikuti lebih dari dua pasangan calon.
Terlebih sampai saat ini PDIP yang punya modal memajukan capres-cawapresnya sendiri tanpa perlu berkoalisi, belum mendeklarasikan nama capres yang akan diusung.
Sejauh ini baru Koalisi Perubahan yang digawangi NasDem, PKS dan Demokrat yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan diusung maju Pilpres 2024.
Asrinaldi memaparkan plus minus apabila Pilpres 2024 diikuti tiga pasangan calon. Salah satunya preferensi masyarakat lebih banyak untuk sebelum memilih.
“Sisi positif berikutnya, polarisasi di tengah masyarakat pascapemilihan akan minim atau tidak akan muncul layaknya pada saat Pilpres 2014 dan 2019,” kata dia, Kamis (23/3/2023).
Dengan kata lain, lanjut dia, pilihan-pilihan politik oleh konstituen akan lebih tersalurkan. Sehingga dapat menekan timbulnya polarisasi seperti dua putaran Pilpres sebelumnya.
Sisi negatifnya maka berpotensi besar terjadi dua kali putaran. Hal tersebut secara otomatis berimbas pada biaya, logistik dan tenaga.
Asrinaldi berpandangan tambahan biaya dan tenaga itu merupakan konsekuensi dari yang harus diterima masyarakat di Tanah Air.
“Itu konsekuensi demokrasi yang kita pilih. Kalau tidak nanti dipilih DPR lagi, ubah undang-undang lagi,” kata dia.
Jika Pilpres 2024 dua putaran, lanjut Asrinaldi, maka potensi masyarakat berpolemik di media sosial juga semakin terbuka luas.
Untuk itu pemerintah, capres dan cawapres serta pemangku kepentingan terkait juga harus lebih siap terutama mengedukasi pemilih.
“Jika kita bisa cegah maka itu akan berdampak positif. Misalnya, ajarkan masyarakat bijak bermedia sosial supaya tidak berkonflik di dunia maya,” ujarnya.
KPU membuka pendaftaran bakal capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.