linimassa.id – Baru-baru ini viral fenomena embun es terjadi di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, dan Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Raiirwan, pendaki asal Kota Bandung inii membagikan pengalamannya saat mendaki Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada pendakiannya itu, Rai ditakjubkan dengan pemandangan es yang menutupi tas hingga tendanya.
Pada video yang diunggah akun @raiirwan terlihat penampakan es melapisi sejumlah permukaan, seperti tas dan tenda para pendaki.
“Coba lihat nih, jadi es. Kristal es,” tutur perekam video tersebut sambil menunjukkan tasnya yang diselimuti es.
Rai mengatakan, fenomena es di Gunung Pangrango itu terjadi, Minggu (30/7/2023) dini hari lalu, saat dirinya mendaki.
“Iya kan kemaren saya melakukan pendakian, Sabtu pagi, terus nge-camp di pos 5 Alun-alun Suryakencana. (Keesokan harinya) Pas bangun pagi mau summit keluar tenda liat barang-barang yang di luar pada membeku. Termasuk tenda juga diselimuti butiran es gitu,” kata pria 31 tahun ini dilansir dari salah satu laman.
“Kata pendaki yang udah beberapa kali ke Gunung Gede juga bilang kalo malem kemaren tuh yang paling dingin,” tambahnya.
Rai mengungkapkan, ia baru pertama kali mendaki ke Gunung Gede. Melihat barang-barang yang diselimuti es merupakan pengalaman luar biasa baginya dan sempat membuat dia kaget.
“Kaget sih, karena biasanya yang sampe beku mah di Dieng, ternyata di Jawa Barat juga beku, malah sampe menyerupai salju gitu kan,” ungkapnya.
Rai menyebut, es itu diketahuinya sekitar pukul 05.00 WIB dan mencair di kala Matahari pagi mulai memancarkan sinarnya. “Mencair, pas pulang dari puncak ya udah gak ada esnya,” ujarnya.
Saat disorot menggunakan lampu senter dan dipegang oleh tangan yang dilapisi sarung tangan, es yang ada di tas itu dipegang olehnya. Butiran es yang ada di tasnya itu cukup banyak.
Fenomena yang sama juga terjadi Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Akun @merbabuviasuwanting membagikan foto yang menampilkan tanaman diselimuti es.
“Fenomena langka terjadi di pos 3 Merbabu via Suwanting. Embun pagi di dedaunan berubah menjadi kristal es, semua itu diakibatkan karena suhu yang ekstrem. Ini biasanya terjadi di puncaknya musim kemarau sekitar bulan Agustus,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Sebelumnya fenomena ini lebih dulu terlacak di Gunung Bromo, Jawa Timur.
Penjelasan Ilmiah
Mengenai fenomena ini, peneliti Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkapkan, fenomena semacam ini terjadi karena, pertama, pengaruh musim kering yang menurunkan suhu terutama menjelang pagi.
“Fenomena ini biasa terjadi selama periode musim kemarau di wilayah pegunungan di Indonesia,” tuturnya dalam sebuah wawancara.
Saat musim kemarau relatif lebih kering, kelembapan rendah, dan suhu minimum pada saat malam hari, menjelang pagi hari mengalami penurunan yang signifikan atau lebih dingin dari biasanya.
Faktor kedua, pengaruh Monsun Australia, atau aliran angin dari Benua Australia yang saat ini sedang mengalami musim dingin.
Selain itu ada peran fluktuasi varian beberapa parameter atmosfer yang signifikan, seperti temperatur lebih dingin, temperatur titik embun lebih rendah, temperatur maksimal lebih.
Fenomena ini berpotensi berlanjut akibat kemunculan fenomena El Nino lemah dan Monsun Australia serta Jatim yang tengah mengalami curah hujan rendah.
“Maka tak hanya Bromo, embun beku berpotensi juga segera terjadi di kawasan pegunungan lain di Jawa, seiring dengan meluasnya musim kemarau dan atmosfer kering di wilayah Indonesia bagian selatan lainnya (Jateng-Jabar),” papar Erma.
Prakirawan BMKG Bandung Darmawan mengatakan, fenomena alam itu wajar terjadi di kala musim kemarau seperti saat ini.
“Itu akibat dari pelepasan energi dari bumi pada saat kemarau, tutupan awan tidak ada. Pada siang hari itu Bumi menerima gelombang panjang dari Matahari, yang masuk banyak,” katanya pada sebuah wawancara.
Dalam kondisi El Nino seperti saat ini, kata dia, terjadi pendinginan ekstrem di puncak gunung tersebut.
Saat malam hari, pelepasan energi bumi gelombang pendek banyak juga karena tidak ada awan yang melindungi sehingga Bumi terjadi pendinginan yang sangat ekstrem.
Darmawan tegaskan es yang ada di Gunung Gede Pangrango itu bukan salju, melainkan embun es. “Kalau di gunung itu embun es, saking dinginnya sehingga menjadi es. Bisa minus (derajat celsius). Selama El Nino ini kan karena indeks El Nino nya +1,” tuturnya.
Darmawan mengimbau kepada para pendaki agar tetep melihat kondisi cuaca saat hendak mendaki. “Selalu lihat kondisi cuaca, pantau BMKG terus. Kita kan selalu mengeluarkan prakiraan cuaca selama seminggu ke depan,” pungkasnya. (Hilal)