linimassa.id – Setiap 30 Maret diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia. Laman resmi World Bipolar Day, Hari Bipolar Sedunia diperingati pada 30 Maret yang merupakan hari ulang tahun Vincent Van Gogh.
Momentum tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun seniman pasca impresionis Belanda, Vincent Van Gogh, yang lahir pada tanggal 30 Maret 1853.
Ia merupakan seniman paling berpengaruh dalam sejarah seni Barat yang secara anumerta didiagnosa memiliki gangguan bipolar.
Laman Detik Sulsel, gangguan bipolar adalah kondisi otak yang menyebabkan fluktuasi yang tidak biasa dalam suasana hati, tingkat energi, aktivitas, dan kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Gejala yang ditimbulkan sangat parah dan berbeda dengan naik turunnya suasana hati yang normal yang dialami setiap orang dari waktu ke waktu.
Meskipun gangguan bipolar kini lebih diterima sebagai kondisi medis yang serius, seperti halnya diabetes dan penyakit jantung, sayangnya stigma yang melekat padanya masih menjadi penghalang bagi individu untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif.
Untuk mengatasi stigma tersebut, International Society for Bipolar Disorders (ISBD), International Bipolar Foundation (IBPF), dan Asian Network of Bipolar Disorder (ANBD), berkumpul untuk menyusun konsep hari bipolar sedunia.
Hingga saat ini, lebih dari 53 negara telah ikut turut serta dalam memperingati Hari Bipolar Sedunia sejak tanggal 30 Maret 2014.
Van Gogh
Van Gogh, seniman legendaris yang namanya terus dikenang sebagai seniman yang tidak lekas menyerah dengan gangguan bipolar yang diidapnya.
Lukisan-lukisannya sampai saat ini masih terpampang di mana-mana, dan menjadi salah satu cerita sejarah Hari Bipolar Sedunia.
Dikutip dari situs newswise, Van Gogh pada suatu masa kehilangan pekerjaannya sebagai pedagang seni, lalu pindah ke Paris bersama adik laki-lakinya untuk mengejar karier sebagai pelukis.
Ia terus mengalami depresi dan perilaku mania, kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami euforia yang tidak wajar, suasana hati yang sangat intens, hiperaktif, dan delusi.
Ketika tinggal di Arles, Paris, Van Gogh memotong telinga kirinya sendiri pada tanggal 23 Desember 1888. Hal itu menyebabkan dirinya dirawat di rumah sakit untuk pertama kalinya dan dinyatakan menderita epilepsi.
Ia dengan sukarela menempatkan dirinya lagi di rumah sakit selama satu tahun pada tahun 1889. Waktu itu merupakan periode yang penuh dengan tantangan dan pencapaian bagi Van Gogh karena dia menyelesaikan lebih dari 300 lukisan, termasuk karyanya yang terkenal, ‘Malam Berbintang’ atau ‘Starry Night’.
Setelah berakhirnya masa perawatan selama setahun di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa ia telah pulih dari depresi, halusinasi, dan delusinya. Namun, dalam 10 minggu berikutnya, ia terus menghadapi perasaan kesedihan dan kesepian, tetapi tetap fokus pada pekerjaannya dan menyelesaikan 70 lukisan lagi. Pada tanggal 29 Juli 1890, ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Perjuangan inilah yang membuat tanggal lahirnya, 30 Maret, ditetapkan sebagai Hari Bipolar Sedunia.
Peringatan ini berasal inisiatif International Society for Bipolar Disorders (ISBD), sebuah perkumpulan yang berfokus pada penelitian bipolar. di seluruh dunia bekerja sama dengan Asian Network of Bipolar Disorder (ANBD) dan International Bipolar Foundation (IBPF).
Tema
Dikutip dari situs XTalks, tema Hari Bipolar Sedunia tahun 2024 ini adalah ‘Bipolar Strong’. Visi Hari Bipolar Sedunia dalam situs World Bipolar Day (WBD) adalah untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat di seluruh dunia terhadap gangguan bipolar dan menghilangkan stigma dan diskriminasi sosial.
Melalui kolaborasi internasional, tujuan Hari Bipolar Sedunia adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat di seluruh dunia tentang gangguan bipolar untuk meningkatkan kepekaan terhadap penyakit bipolar, termasuk akses terhadap penelitian terbaru dan pengobatan terbaik penyakit ini.
Pada bulan ini, Hari Bipolar Sedunia berupaya meningkatkan kesadaran tentang gangguan bipolar dan mengurangi stigma yang sering melingkupi gangguan tersebut.
Gangguan bipolar sendiri adalah kelainan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan kemampuan melakukan tugas sehari-hari yang tidak biasa.
Gejala gangguan bipolar sangat parah dan berbeda dari pasang surut normal yang dialami setiap orang dari waktu ke waktu. (Hilal)