LEBAK, LINIMASSA.ID – Sejarawan, wartawan, penulis buku, dan perajin tenun Baduy menjadi narasumber dalam sebuah diskusi yang berlangsung di Pendopo Museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, pada tanggal 3 dan 4 Oktober 2024.
Narasumber yang hadir pada Diskusi di Museum Multatuli antara lain Dadan Sujana (Sejarawan), Tono Sumarsono (Wartawan), Ginandar (Penulis Buku), Hendra Permana (Kurator Museum Multatuli), Amir (Pengrajin Tenun Baduy), dan Umsaroh (Pengusaha Batik).
Diskusi di Museum Multatuli ini membahas toponimi nama-nama kecamatan di Kabupaten Lebak dan tenun Baduy, diikuti oleh para guru seni budaya, komunitas, dan dinas di lingkungan Pemkab Lebak.
“Ini semacam diseminasi, menyebarluaskan informasi dari dua buku yang sudah diproduksi, yaitu ‘Toponimi Nama-nama Kecamatan’ dan ‘Tenun Baduy,'” ujar Kepala UPT Museum Multatuli Rangkasbitung, Ubaidillah Muchtar pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Ubaidillah berharap diskusi di Museum Multatuli ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi peserta mengenai sejarah dan budaya Kabupaten Lebak. Buku “Tenun Baduy” merupakan karya Umaira Fambayun.
“Kami ingin mensosialisasikan kepada masyarakat, terutama kepada guru, apalagi dengan adanya program P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di sekolah yang temanya kearifan lokal. Tenun Baduy adalah salah satu kearifan lokal di Lebak,” tambah Ubay.
Setelah mengenal lebih banyak tentang asal-usul nama-nama kecamatan dan tenun Baduy, para tenaga pendidik diharapkan dapat menyampaikan informasi tersebut kepada siswa mereka.
“Misalnya, mengapa nama Kecamatan Maja atau bagaimana sejarah nama Kecamatan Malingping, serta mengenal lebih jauh tentang tenun Baduy, dari motif hingga cara pembuatannya,” jelas Ubay.
Museum Multatuli, Mengenal Motif Batik lebak di Imah Batik Sahate
Batik Lebak adalah salah satu warisan budaya yang berasal dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Batik ini menampilkan motif-motif khas, setiap motif dalam Batik Lebak tidak hanya memperlihatkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna filosofi yang mendalam dan nilai-nilai luhur masyarakat setempat.
Motif Batik Lebak dapat di temukan di Imah Batik Sahate yang berada di Alun-alun Rangkasbitung tepatnya di belakang gedung museum Multatuli.
Terdapat 12 macam motif Batik Lebak yaitu leuit sijimat, seren taun, caruluk saruntuy, sadulur, kahuripan baduy, pare sapocong, gula sakojor, sawarna, angklung buhun, kalimaya, rangkasbitung dan lebak bertauhid.
Dalam video unggahan kanal Youtube Desi The Eksplorer, Owner Imah Batik Sahate yaitu Yusuf, mengungkapkan jika 12 motif batik tersebut adalah khas paten pemerintahan kabupaten lebak.
“kita sebagai pengrajin hanya mencetak, jadi sudah dipatenkan oleh pemda hak paten 12 motif tersebut, kita pengrajin hanya produksi saja,” tutur Yusuf.
12 motif Batik Lebak terinspirasi dari kehidupan-kehidupan petani di Daerah Lebak, seperti motif batik kahuripan baduy yang terinspirasi dari kehidupan baduy, salah satu daerah yang memiliki destinasi wisata.
“Untuk motif semuanya terinspirasi dari kehidupan-kehidupan petani di daerah, karna kita juga memiliki destinasi wisata baduy dan kahuripan baduy menjadi nama salah satu motif lebak,” lanjut Yusuf.
Berikut ini unsur motif dan filosofi Batik Lebak yang dilansir dari website pemerintahan Kabupaten Lebak.
1. Leuit Sijimat
Unsurnya yaitu Leuit Baduy, Angklung Buhun, Bedug Kojor, Rumah Baduy dengan filosofinya melambangkan lumbung kemakmuran hidup dengan ketahanan pangan yang cukup.
2. Seren Taun
Memiliki unsur Perayaan Seren Tahun, Leuit Kaolotan dan Ikat Padi dengan filosofi melambangkan sikap rasa syukur atas anugrah kenikmatan dari yang maha kuasa
3. Caruluk Saruntuy
Unsurnya yaitu Pohon Aren, Bambu dan Batu Kalimaya dengan filosofi melambangkan kehidupan yang penuh kebersamaan meskipun berbeda-beda suku, budaya dan agama, namun tetap saling memberikan manfaat bagi sesama.
4. Sadulur
Unsurnya yaitu Leuit Baduy, Leuit Kaolotan, Angklung dan Motif Kembang. Filosofinya melambangkan kekeluargaan, kebersahajaan dan kebersamaan
5. Kahuripan Baduy
Unsurnya Kehidupan Baduy, Leuit Baduy, Pohon Aren dan Rumah Baduy, filosofinya melambangkan kehidupan yang bersahaja dengan alam dan kental dengan budaya.
6. Pare Sapocong
Unsurnya yaitu Leuit Kaolotan, Pola Geometris dan Ikan Padi, filosofinya melambangkan sumber kemakmuran hidup dengan ikatan persatuan dan kerendahan hati
7. Gula Sakojor
Terdapat unsur Tenun Baduy, Buah Aren, Bambu dan Gula Aren yang memiliki filosofi melambangkan sifat kegotongroyongan dalam ikatan kekeluargaan yang saling melindungi dan saling menjaga.
8. Sawarna
Terdapat unsur Pantai Tanjung Selayar, Pohon Kelapa dan Sampan, filosofinya melambangkan nuansa keindahan alam yang penuh kedamaian.
9. Angklung Buhun
Unsurnya Angklung Buhun, Leuit Baduy, Bedug Lojor dan Rumah Baduy, filosofinya melambangkan kedinamisan dan kegembiraan.
10. Kalimaya
Unsurnya yaitu Batu Kalimaya, Bambu, Angklung dan Tenun Baduy, memiliki filosofi melambangkan kehidupan yang kuat dengan harmonisasi warna kebajikan
11. Rangkasbitung
Terdapat unsur Batu Kalimaya, Buah Aren, Bambu dan Gula Aren, filosofinya
melambangkan ketertiban, keteraturan dan harmonisasi.
12. Lebak Bertauhid
Bedug, Surau Masjid, Tenun Baduy dan Motif Kembang, filosofinya melambangan sebagai citra kehidupan yang religius dengan penuh keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.