linimassa.id – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus berupaya menurunkan angka stunting. Pada 2024 ini, angka stunting ditargetkan turun 2 persen dari 9 menjadi 7 persen mengacu pada data survei gizi nasional.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya sangat serisu memberantas stunting di Tangsel. Berkat kerja sama semua pihak yang terkait, stunting di Tangsel mengalami penurunan drastis.
“Alhamdulillah sebelumnya 19,9 persen di 2022, lalu jadi 9 persen di 2022 dan targetnya tahun ini bisa 7 persen. Menurukan satu persen saja bukan hal sederhana,” kata Benyamin dalam keterangannya, Selasa, 23 Januari 2024.
Saat ini, Benyamin masih menunggu hasil audit stunting yang telah dilakukan pada November 2023 lalu. Hasil audit itu sebagai bahan untuk melakukan intervensi penanganan stunting di 2024 hingga menjadi nol pada 2045 mendatang mewujudkan generasi emas.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan dr. Allin Hendallin Mahdaniar. Pada 2024 ini, stunting ditargetkan turun menjadi 7 persen.
Upaya pemberantasan stunting ini dilakukan secara terintegrasi dengan sejumlah dinas terkait. Slain Dinas Kesehatan, dinas lain yang memiliki andil penanganan stunting yakni Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dan Dinas Ketahanan Pangan, dan dinas lainnya.
Pada Dinas Kesehatan, lanjut Allin, pihaknya fokus berupaya melakukan intervensi pada fase 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Mulai dari dalam kandungan hingga balita berusia 2 tahun.
“Penanganan stunting itu dilakukan pada remaja, ibu hamil, balita, bisa juga dari pola asuh dan sebagaimananya, terutama ASI-nya dan lainnya. Dinkes intervensi di 1.000 hari pertama kehidupan. Kita juga berkolaborasi dengan sektor lain untuk menungkatkan kesehatan lingkungannya, dan lainnya yang berhubungan dengan penurunan stunting,” papar Allin.
Soal data stunting di Tangsel, Allin menyebut ada dua versi berbeda. Jumlah 9 persen stunting yang digunakan merupakan hasil survei data gizi Indonesia. Survei itu dilakukan kepada sample yang telah ditetapkan, bukan dari keseluruhan populasi balita yang ada di Tangsel.
Sementara Dinkes Tangsel juga memiliki data stunting yang sudah dipublikasi dari mulai tingkat kelurahan hingga tingkat kota. Hasilnya, di Tangsel terdapat sekira 800 balita yang terkategori stunting dari populasi balita di Tangsel.
“Dari data stunting yang sudah dipublikasi tercatat angka stunting di Tangsel hanya ada 0,8 persen dari jumlah balita yang ada,” ungkap Allin.
Allin pun menegaskan, penanganan stunting di Tangsel tidak bisa hanya dilakukan satu dinas saja, tetapi harus gotong-royong dan terintegrasi untuk terlibat dan intervensi menurunkan angka stunting di Tangsel.



