SERANG, LINIMASSA.ID – Pada tahun 2025, Perpustakaan Daerah atau Perpusda Kota Serang mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik sebesar Rp500 Juta dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nurhadisaputra saat acara Gerakan Indonesia Membaca di Rumah Dunia, Kota Serang, Kamis 5 Desember 2024.
Nurhadisaputra mengatakan, di tahun 2024, Perpusda Kota Serang mendapat bantuan dari Perpusnas RI melalui bantuan DAK fisik dalam bentuk pembangunan gedung, untuk tahun 2025 menyalurkan bantuan DAK Non Fisik.
“Bantuan DAK non fisik di tahun 2025 ini nanti dalam bentuk kegiatan, alokasinya Rp500 Juta,” kata Nurhadisaputra kepada Radar Banten.
Dijelaskan Nurhadisaputra, Perpusda Kota Serang saat ini akreditasinya C. Perpusnas membagikan alokasi anggaran kepada perpustakaan daerah berdasarkan akreditasi, jika akreditasi A, maka bantuan bisa mencapai Rp1 miliar, akreditasi B sebesar Rp750 Juta, dan akreitasi C Rp500 juta.
“Saya sudah minta ke kadis perpustakaan Kota Serang untuk melakukan akreditasi ulang, sepertinya dengan bangunan gedung yang baru dan fasilitas lengkap bisa mendapatkan akreditasi A,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, sejak 2019 pihaknya mendorong dan melakukan intervensi kepada perpustakaan daerah baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Sudah lebih dari 200 perpustakaan yang kita bangun agar memiliki layanan yang refresentatif.
“Tapi kalau cuma gedung dan fasilitas sarana itu sih biasa, tapi bagaimana menjalankan dan menghidupkan perpustaakaan agar menarik masyarakat untuk berkunjung, itu ranah perpustakaan daerah masing-masing,” ungkapnya.
Bantuan untuk Perpusda Kota Serang
Nurhadisaputra menilai, untuk meningkatkan dan mengembangkan literasi dibutuhkan kerja bersama, tidak dilakukan oleh perpustakaan nasional, perpusda atau Duta Baca Indonesia saja, tetapi harus dilakukan secara pentahelix, semua kalangan baik pemerintah, industri, media, dan masyarakat.
“Kita punya tujuan yang sama, yakni melalui literasi kita bisa mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, maju, dan mampu bersaing dengan negara lain,” tuturnya.
Duta Baca Indonesia Gol A Gong menambahkan, keterlibatan pemerintah daerah di Provinsi Banten terhadap kegiatan literasi yang digelar oleh pegiat literasi kurang intensif. Masih perlu peningkatan kepedulian dari para pejabat di OPD dan kepala daerah agar pegiat literasi tidak menjadi seperti katak dalam tempurung.
“Komunitas Literasi dan pegiat literasi di Banten itu banyak yang aktif dan kreatif dalam berkegiatan dan berkarya, tapi kurang dapat apresiasi,” ujarnya.
Gong mengungkapkan, Banten menjadi episentrum dan role model dalam hal literasi, seperti munculnya beberapa tokoh literasi yang berprestasi di tingkat nasional, seperti Firman Hadiansyah yang menjadi ASN Inspiratif 2023, Gol A Gong dan Toto ST Radik penghargaan dari Badan Bahasa, Niduparas Erlang, hingga Ade Ubaidil yang berkiprah di dunia sastra, dan banyak yang lainnya.
“Hal ini oleh dinas terkait di Provinsi Banten tidak dianggap sebagai suatu pencapaian,” ungkapnya.
Padahal, kata Gong, di daerah lainnya di Indonesia, jika ada warganya yang berprestasi di tingkat nasional mendapatkan apresiasi oleh OPD di daerahnya. Bentuk apresiasinya bisa berupa dilibatkan dalam kegiatan atau program peningkatan literasi hingga diberi insentif.
“Kalau di Banten mah baru atlet saja yang mendapat apresiasi,” ungkapnya.