Karangtengah, LINIMASSA.ID – MTs Al-Khairiyah Karangtengah punya cara tersendiri dalam mendekatkan siswanya pada buku. Pembiasaan literasi dalam hal ini membaca buku, sebanyak 155 siswa-siswi MTs Al-Khairiyah Karangtengah mengikuti kegiatan program literasi baca buku secara masal.
Menurut Muthakin, selaku Wakamad Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Karangtengah menjelaskan bahwa dalam satu bulan, para siswa diwajibkan membaca satu buku.
Kegiatan ini berlangsung setiap hari Kamis. Sebelum masuk kelas, para siswa-siswi MTs Al-Khairiyah Karangtengah berkumpul di halaman. Selama lima belas menit, mereka diwajibkan membaca buku yang diminati.
Buku yang dibaca para siswa beragam, dari mulai buku novel, cerpen, agama, self improvement, biografi, reportase hingga buku komik.
Selama tiga bulan program ini berjalan (September-November), siswa MTs Al-Khairiyah Karangtengah mampu menyelesaikan 58.803 halaman.
Masih diakui Muthakin, kebebasan memilih jenis buku merupakan strategi agar siswa-siswi lebih dekat dahulu dengan buku.
“Tak ada paksaan terkait jenis buku yang dibaca. Mereka bebas memilih buku apa saja yang disukai,” ujarnya.
Program literasi yang diterapkan di MTs Al-Khairiyah Karangtengah ini dimulai dari bulan September hingga bulan November. Untuk mengetahui sejauh mana siswa membaca buku, pihak madrasah membuat semacam buku kendali.
Setiap siswa memegang satu buku kendali. Setelah selesai membaca buku, wali kelas atau Wakamad Kesiswaan membubuhkan tanda tangan. Baru setelah itu, para siswa melanjutkan aktivitas membacanya.
Meskipun program ini direncanakan sedemikian rupa, masih ada beberapa kendala yang dihadapi. Seperti kekurangan bahan bacaan dan siswa yang merasa kesulitan mengikuti program literasi. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para guru untuk mendukung program ini.
Para guru semangat melihat siswa yang memiliki antusias tinggi. Siswa yang memiliki antusias tinggi pada program literasi ini, terlihat saban hari selalu menenteng buku.
“Ketika program literasi ini berjalan, hampir setiap hari saya melihat siswa menenteng-nenteng buku. Entah itu buku novel atau sejenisnya. Di lorong-lorong kelas, mereka membacanya. Perpustakaan pun menjadi ramai. Ini yang membuat kami semangat,” ujar Muthakin.
Selain membaca, siswa juga disarankan untuk mereview secara singkat buku yang telah selesai dibaca.
“Tujuannya agar mereka terbiasa menulis,” tutupnya.