LINIMASSA.ID – Dalam perkuliahan sebagai mahasiswa tingkat akhir bisa menjadi pengalaman yang penuh tantangan.
Mahasiswa tingkat akhir sering kali harus menyelesaikan skripsi, menjalani magang, dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi.
Beban akademik yang semakin berat membuat mahasiswa tingkat akhir rentan mengalami kelelahan fisik dan mental.
Jika tidak ditangani dengan baik, mahasiswa tingkat akhir bisa mengalami burnout yang berdampak negatif pada produktivitas serta kesejahteraan mereka.
Burnout bagi mahasiswa tingkat akhir merupakan kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental akibat tekanan yang berkepanjangan.
Mahasiswa di semester akhir sering mengalaminya karena harus menghadapi berbagai tuntutan akademik dan non-akademik secara bersamaan.
5 tips atasi burnout berikut ini untuk Mahasiswa Tingkat Akhir yang dilansir dari beberapa sumber.

1. Tentukan Skala Prioritas dan Buat Jadwal yang Efektif
Salah satu penyebab utama burnout adalah terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu terbatas.
Gunakan metode seperti Eisenhower Matrix untuk mengelompokkan tugas berdasarkan kepentingan dan tingkat kedaruratannya, atau manfaatkan teknik time blocking agar waktu lebih terstruktur.
Selain itu, jangan terlalu terpaku pada kesempurnaan. Lebih baik menyelesaikan tugas dengan hasil yang baik daripada menunda-nunda hanya karena ingin mencapai hasil yang sempurna.
2. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Menjaga kesehatan fisik dan mental sangat penting agar tetap produktif dan berpikir jernih.
Pastikan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup, mengonsumsi dan berolahraga secara teratur.
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga harus diperhatikan. Jika merasa cemas atau stres, cobalah melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, teknik pernapasan dalam, atau menulis jurnal untuk membantu menenangkan pikiran.
3. Berikan Diri Sendiri Waktu untuk Beristirahat
Bekerja tanpa henti justru dapat menurunkan efektivitas dan kreativitas. Istirahat yang cukup akan membantu tubuh dan pikiran tetap segar.
Salah satu teknik yang bisa diterapkan adalah metode Pomodoro, yaitu bekerja selama 25–50 menit, kemudian beristirahat selama 5–10 menit sebelum kembali melanjutkan tugas.
Selain itu, berikan diri sendiri waktu untuk benar-benar beristirahat dengan melakukan aktivitas santai seperti menonton film, membaca buku, atau tidur siang.
Jangan merasa bersalah untuk beristirahat karena itu merupakan bagian penting dari produktivitas yang sehat.
4. Bangun Dukungan Sosial
Menghadapi semester akhir sendirian bisa sangat melelahkan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau dosen pembimbing.
Bergabung dalam kelompok belajar atau komunitas yang memiliki pengalaman serupa juga dapat memberikan motivasi dan perspektif baru.
Jika merasa tekanan yang dialami terlalu berat, mencari bantuan profesional seperti konselor kampus atau psikolog adalah langkah yang bijak.
5. Luangkan Waktu untuk Kegiatan yang Menyenangkan
Selain mengerjakan tugas akademik, penting untuk tetap melakukan aktivitas yang membuat bahagia.
Menjalani hobi seperti mendengarkan musik, menggambar, bermain game, atau bersosialisasi dengan teman dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi stres.
Hal ini bisa membantu menjaga keseimbangan emosional dan menghindari kejenuhan.
Burnout pada mahasiswa semester akhir adalah hal yang umum terjadi, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi.
Ingatlah bahwa perjalanan akademik tidak hanya tentang mencapai garis akhir, tetapi juga tentang bagaimana menjalaninya dengan cara yang sehat dan bahagia.