PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Kapal Tongkang TB Titan 27/BG bermuatan batu bara yang kandas di perairan Pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang akan dievakuasi.
Kapal tongkang TB Titan 27/BG 14 akan dievakuasi oleh pemiliknya yakni PT Trans Logistik Perkasa melalui tim salvage (Pekerjaan untuk menyelamatkan kapal atau muatannya yang mengalami kecelakaan atau dalam keadaan bahaya di perairan).
Petugas Kesyahbandaran pada Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Labuan, Novian Antoni mengatakan, kandasnya kapal tongkang itu pada tanggal 2 Desember 2024.
“Kalau saya mengetahui akan kandas itu Pukul 18.00 WIB sore. Dan akan segera dievakuasi oleh pihak pemilik kapal,” Sabtu, 21 Desember 2024.
Proses evakuasi kapal tongkang akan dilakukan oleh tim Salvage. Dimana dari pihak Salvage juga sudah melakukan survei.
“Mengecek lokasi kandasnya kapal. Dan untuk proses evakuasi menunggu kondisi cuaca bagus dan persetujuan pemilik kapal,” katanya.
Ketika ditanya apakah muatan batu bara masih ada di Kapal Tongkang, Novian mengungkapkan, hasil dari monitor muatan batu bara di Kapal Tongkang sudah kosong. Sudah tidak ada batu bara karena habis tersapu ombak.
“Untuk kondisi kapal-nya sendiri, saya telah mendapatkan informasi dari pihak surveyor perusahaan Kapal, bahwa Kapal itu terdapat patahan dibagian tengah dan ada kebocoran juga,” katanya.
Kemudian bagian side boar atau penahan beban muatan kapal juga sudah jatuh ke laut. Jadi kondisi kapal ini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
“Untuk evakuasi dari pihak surveyor ini sudah melakukan survei ke lokasi dan mempelajari teknis-nya. Dan kami tentunya meminta agar segera dievakuasi ketika kondisi cuaca sudah bagus,” katanya.
Tumpahan Batu Bara Kapal Tongkang Rusak Terumbu Karang

Tumpahan batu bara Kapal Tongkang TB Titan 27/BG Titan 14 sebanyak 7.300 Metrik Ton menyebabkan kerusakan terumbu karang di perairan Pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Pulau Popole salah satu pulau masuk dalam aset Pemkab Pandeglang yang dekat dengan PLTU Banten 2 Labuan tepatnya di Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Luas Pulau Popole kurang lebih 228.500 meter persegi yang perairannya menjadi tempat wisata dan nelayan memancing ikan. Namun saat ini kondisi perairan Pulau Popole tercemar oleh batu bara sebanyak 7.300 metrik ton.
Batu bara tersebut diangkut oleh Kapal Tongkang milik PT Trans Logistik Perkasa yang kandas dan karam di Perairaan Pulau Popole akibat cuaca buruk.
Menurut Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang Winarno, tumpahan batu bara dari kapal tongkang belum mengandung zat berbahaya bagi ekosistem laut.
“Batu bara belum dibakar tidak mengandung unsur pencemar. Cuman karena banyak tumpahannya menimpa terumbu karang, nah itu yang menimbulkan kerusakan,” katanya kepada Radar Banten, Senin, 23 Desember 2023 di Oproom Setda Kabupaten Pandeglang.
Winarno menjelaskan, kerusakan terumbu karang bukan hanya tertimpa batu bara tetapi juga kena lambung kapal yang kandas terhemas ombak besar. Hingga mengakibatkan kapal karam di perairan Pulau Popole.
“Kalau batu bara sendiri fungsinya menyerap, tapi kalau dibakar lain lagi. Namun ketika tumpahan banyak tentunya menimbulkan masalah di perairan Pulau Popole,” katanya.
Pada saat ini tepi Pantai Pulau Popole dipenuhi oleh batu bara. Sehingga mengurangi keindahan alaminya.
“Terkait masalah ini saya sudah ikuti tiga kali rapat bersama pihak perusahaan dan masyarakat. Serta Forkopimcam Labuan,” katanya.
Berdasarkan hasil rapat, pihak perusahaan juga sudah melakukan MoU. Dimana pihak perusaan siap bertanggungjawab.
“Dan akan memberikan hibah dan kompensasi kepada nelayan. Sedangkan kaitan denda kerusakan terumbu karang dan pesisir pantai itu belum dibahas,” katanya.
Termasuk masalah besaran kompensasi juga belum dihitung. Sementara ini baru dibahas belum dihitung besarannya.
“Kompensasi dibahas tetapi belum keluar besaran nominalnya. Baru berupa draft itemnya mau dibicarakan dengan kantor pusat karena yang datang baru perwakilannya,” katanya.
Batu bara itu tumpah di area tempat wisatawan dan nelayan. Secara kebetulan milik Pemkab Pandeglang.
“Cuman kalau kewenangan laut itu provinsi dan pusat. Dan kita juga tidak memiliki Gakkum, jadi kita menunggu hasil,” katanya.
Kejadian karamnya Kapal Tongkang batu bara ini bukan yang pertama. Tetapi yang ketiga kalinya.
“Sebelumnya tahun 2022- 2023 di Rancecet juga Kapal Tongkang bermuatan batu bara karam. Dan Pemda gak punya Gakkum karena kewenangannya provinsi,” katanya.
Sementara itu Perwakilan dari PT TLP (PT Trans Logistik Perkasa) selaku pemilik Kapal Tongkang, Nanda mengatakan, terkait tumpahnya batu bara dan karamnya kapal tentunya menjadi kerugian juga bagi perusahaan.
“Namun berasa besar kerugian sedang dikalkulasikan dengan tim keuangan kami. Nanti kami info untuk berapa besar kerugian harus ditanggung perusahaan,” katanya.