Linimassa.id – Berdasarkan surat keputusan Kepala SMAN 8 Tangsel nomor: 421.3/Kep.056-Kepsej/2024 dan surat keputusan nomor: 421.3/Keo.053-Kepsek/2024 terkait penetepan hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ditetapkan sebanyak 255 peserta didik telah diterima di sekolah tersebut.
Tetapi setelah penelusuran ke SMA Negeri 8 Tangsel, Operator PPDB bernama Dika menjelaskan hal yang tak sesuai terkait jumlah siswa yang diterima.
“Yang diterima sesuai kuota yang kita ajukan ke Provinsi itu ada 256, ada jalur zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua dan prestasi. Untuk jalur zonasi kita ada 128, untuk jalur afirmasi 38, jalur PTO, untuk jalur prestasi kita ada dua, prestasi akademik dan non akademik, untuk akademik sendiri itu ada kuota nya sekitar 46, kalau untuk yang non akademik kita ada sekitar 31 bener, totalnya 256,” dikutip dari titikkata.id.
“Untuk pengajuannya kita 8 kelas, dengan kapasitas 1 kelas itu 32 siswa, untuk saat ini kita 32 kelas, sama seperti yang kita ajukan. Jadi anak yang ikut MPLS pun sama jumlah nya 256, jumlah 1 kelasnya 32 siswa,” terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Tabrani mengaku, tidak mengetahui secara keseluruhan daya tampung SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, dalam proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024-2025.
“Berapa rombel yah, mungkin 9 atau 8 rombel (total siswa) saya belum lihat, bisa dilihat di web tuh, kan kalau jumlah siswa itu Permendikbud mulai dari 20 sampai 36, dalam keadaan tertentu biasanya lebih,” ujar Tabrani.
Menanggapi hal itu, salah seorang warga Tangsel, Edo menilai bahwa kuota siswa yang diterima hasil seleksi PPBD di SMA Negeri 8 Tangsel tersebut tampak aneh dan janggal.
“Berdasarkan hasil seleksi penerimaan tahun 2024 ini ada sekitar 255 siswa yang telah di akomodir. Kami bertanya kepada pihak sekolah bahwa kelas satu ditahun ajaran ini ada 8 kelas, kalau dilihat daya tampung kelas 36 siswa satu kelasnya, 255 dibagi 36 itu terisi 7 kelas. Mohon ijin bahwa 1 kelas ini masih kosong, kami mohon penjelas nya kepada dari pihak kepala SMA 8 Kota Tangsel, satu kelas ini pake jalur apa jalur siluman, atau jalur yang memang tidak jelas. Kami mohon penjelasannya dari Kepala SMA 8 Tangsel,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edo berharap kepada pihak sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangsel agar segera merespon dan memberikan penjelasan terkait persoalan tersebut.
“Kalau satu dua hari ini tidak ada kejelasan, penjelasan dari pihak sekolah SMA 8, kami akan melakukan aksi untuk menanyakan satu kelas ini dengan jalur apa pihak sekolah menempatkan siswa,” tegasnya.