linimassa.id – Ustaz Hanan Attaki mengaku bersyukur karena sudah menjadi bagian dari Nahdliyin. Ini setelah dirinya resmi mengucap baiat ke NU (Nahdlatul Ulama).
“Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya sejak ibu melahirkan saya. Karena, bagi seorang mukmin dia dilahirkan dua kali.”
“Pertama, jasadnya oleh orang tua biologisnya, kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya,” kata Ustaz Hanan Attaki.
Ustaz Hanan Attaki menceritakan prosesnya baiat ke NU. Berawal saat ia ibadah umrah di Mekah, Arab Saudi.
Di sana, ia selalu berdoa agar dipertemukan dengan mursyid atau murobbi yang bisa membimbingnya menuju dakwah di jalan-Nya.
“Sepulang umrah saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang.”
“Kemudian istri saya ajak tabarruk, tanpa berpikir panjang langsung berangkat,” kata Ustaz Hanan Attaki.
Saat bertemu KH Marzuki Mustamar, Ustaz Hanan Attaki mengaku terharu dengan dakwah lembut yang disampaikan sang kiai.
Terutama soal penjelasan konsep dakwah yang diajarkan ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sudah bertahan 100 tahun lebih.
“Akhirnya, saya minta izin untuk diangkat menjadi murid beliau. Insya Allah, mulai detik ini akan saya syiarkan ajaran Aswaja ala NU kepada Muslimin, khususnya anak-anak muda di Indonesia,” kata dia.
Ustaz Hanan Attaki baiat ke NU di hadapan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Ikrar itu disampaikan dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin di Kota Malang.
“Saya Ustaz Hanan Attaki menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah, ulama, habib, kiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah,” ujarnya.