linimassa.id – Indonesia dan Inggris meresmikan kesepakatan modifikasi skedul konsesi Inggris untuk Tariff Rate Quota (TRQ) country specific Indonesia terkait produk singkong (manioc).
Kesepakatan ini penting karena berlangsung setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) dan akan memungkinkan Indonesia untuk mengekspor singkong (HS 0714) ke Inggris dengan tarif 6 persen dan kuota hingga 660.000 ton per tahun.
Penandatanganan kesepakatan ini terjadi di Jenewa, Swiss, di sela-sela Senior Official Meeting (SOM) World Trade Organization (WTO).
Kesepakatan ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono sebagai perwakilan dari Indonesia dan Direktur Jenderal Sistem Perdagangan Inggris Joanna Crellin sebagai perwakilan dari Inggris.
Duta Besar RI untuk WTO, Dandy Satria Iswara, juga turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan.
Djatmiko Bris Witjaksono menyatakan bahwa tarif 6 persen ini diharapkan akan membuat produk singkong Indonesia lebih kompetitif di pasar Inggris dan mendorong para eksportir untuk memanfaatkan fasilitas TRQ ini.
“Dengan tarif 6 persen diharapkan produk singkong Indonesia akan semakin kompetitif di pasar Inggris dan mendorong para eksportir untuk memanfaatkan fasilitas TRQ tersebut,” ujar Djatmiko dalam keterangan resminya, Selasa (31/10/2023).
Selain itu, kesepakatan ini menguntungkan Indonesia karena, tanpa kesepakatan TRQ, Indonesia akan dikenakan tarif regular most favoured nation (MFN) sebesar 7,90 poundsterling per 100 kg, yang lebih tinggi.
Data menunjukkan bahwa kebutuhan Inggris untuk produk singkong rata-rata mencapai 4.268 ton per tahun dalam 10 tahun terakhir, sementara kontribusi Indonesia masih minim, dengan pangsa pasar sekitar 1,95 persen dari total impor singkong Inggris. Meskipun begitu, ekspor singkong Indonesia telah meningkat, mencapai USD 316 ribu pada 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Djatmiko Bris Witjaksono menegaskan bahwa TRQ merupakan fasilitas penting untuk mengantisipasi potensi ekspor singkong Indonesia ke Inggris, dan para petani dan eksportir diharapkan untuk memanfaatkan fasilitas ini. Kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi singkong nasional dan memacu daya saing produk singkong Indonesia di pasar Inggris. (AR)