SERANG, LINIMASSA.ID – Akibat harga kebutuhan pokok seperti sayuran mulai naik, pedagang di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang dan Kabupaten Lebak mengeluh omset turun.
Pedagang kebutuhan pokok atau sayuran di PIR Kota Serang, Indah mengaku, kenaikan harga di sejumlah komoditas kebutuhan pokok membuat omset penjualannya ikut menurun.
Pasalnya, kini jarang pembeli sayuran yang membeli dengan jumlah cukup banyak di komoditas itu.
“Pastinya omset menurun. Biasanya pada beli satu kilo. Kalau sekarang paling seperapat kilo atau paling setengah kilo,” ucap Indah.
Kata Indah, apabila sayuran tidak laku atau terjual habis, ia pun harus merelakan dagangannya itu sudah tidak layak dijual akibat busuk. Dia berharap, pemerintah daerah dapat mengatasi permasalahan tersebut.
“Kalau cabai ini enggak ke jual-jual, pasti busuk. Ya kita mah pasrah aja, cuma berharap sama pemerintah bisa ngatasin masalah kita para pedagang ini,” ujar Indah.
Diketahui, saat ini harga bawang merah di PIR Kota Serang sudah menyentuh di angka Rp40 ribu per kilo-nya.
Kemudian cabai menyentuh di angka Rp30 ribu per kilo, dan minyak goreng subsidi atau Minyak Kita Rp18 ribu per liter.
Penjabat (Pj) Walikota Serang, Nanang Saefudin mengaku, pihaknya akan berupaya untuk mengendalikan harga jelang Nataru 2024. Khususnya pada komoditas bawang merah.
Soalnya, Pemkot Serang di bulan ini akan melakukan panen bawang merah hasil tanamnya di lahan yang berada di Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen.
“Dengan adanya panen bawang merah pada Desember ini mudah-mudahan itu bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Serang,” kata Nanang.
Nanang menegaskan, bawang merah yang dipanen di lahan milik Pemkot Serang itu nantinya akan dijual di Kota Serang. “Saya juga sudah ngomong sama petaninya tidak boleh dijual keluar tapi untuk dikonsumsi di Kota Serang,” ucap Nanang.
Nanang mengaku, Pemkot Serang akan menggelar bazar murah di setiap kecamatan. “Mungkin ke depan juga per kecamatan akan melakukan bazar, dan akan menghidupkan warung penanganan inflasi. Sekarang dalam rangka persiapan,” tutur Nanang.
Harga Sayuran di Lebak Serba Naik

Harga sejumlah komoditas pangan seperti sayuran di Pasar Tradisional Sampay, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengalami kenaikan karena dampak cuaca ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir di wialayah Banten pada, Minggu 8 Desember 2024.
Diketahui pasokan sayuran yang berasal dari Gunung Karag, Pandeglang lantaran petani gagal panen. Saat ini harga bawang merah semula Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram, cabai rawit semula Rp 15 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram, kenaikan paling tinggi terjaid pada tomat semula Rp 5 ribu menjadi 15 ribu per kilogram.
Salah seorang Pedagang Halimah menyatakan, dampak kenaikan harga tersebut, membuatnya rugi lantaran lapaknya sepi pembeli. Menurutnya, dalam sepekan terakhir tempatnya tampak sepi dan omzet turun drastis.
“Semuanya serba naik pasar sepi pembeli, bawang merah, cabai, tomat semuanya naik,” katanya kepada Radar Banten saat berada di lapaknya, Minggu 8 Desember 2024.
Menurutnya, pemicu utamah harga sejumlah komoditas pangan terutama sayuran mengalami kenaikan, karena harga dari petani yang mahal sehingga pedagang terpaksa menaikan harga.
“Ya kita mau tidak mau akhirnya harus menaikan harga ya, yang semula harga standar sekarang lumayan tinggi sehingg banyak pembeli yang mengeluh ke kita,” tuturnya.
“Karena kalo kita tidak menaikan harga, kita bakal gulung tikar, karena rugi besar pengeluaran kita tidak sebanding dengan pemasukan,” lanjutnya.
Lebak, menurutnya harga bawang dan cabai, malah cenderung terus naik. Seharusnya pemerintah segera mengambil kebijakan dan solusi terkait kenaikan harga sayuran.
“Pada serba naik, semoga segera normal. Sekarang harga serba mahal. Cabai, bawang, tomat semuanya maha,” terangnya.