linimassa.id – Video yang diunggah di TikTok memperlihatkan gurita selendang di Bojo Paot viral. Seperti biasa, warganet banyak berasumsi dan mengaitkan pada hal mitos dan mistis.
Misalnya dianggap sebagai penanda akan ada gempa. Ada juga yang berpendapat ia mencari kembaran manusianya di darat.
Sekadar informasi, pada November 2017, binatang serupa sempat muncul di Ambon. Dan membuat heboh jagat maya.
Seekor gurita berselendang batik yang diamankan warga Kapahaha, Sirimau, Ambon, Maluku, ternyata berjenis kelamin perempuan. Menurut kepercayaan warga setempat, gurita itu bahkan telah menikah dengan manusia. Dari hubungan itu bahkan sudah melahirkan anak.
Bukan hanya di Indonesia, hewan serupa yang dianggap sebagai gurita paling langka di dunia ini menampakkan diri di Great Barrier Reef.
Hal ini seperti dilansir dari Live Science, Senin (17/1/2022), gurita berwarna merah itu berenang di atas Great Barrier Reef, di timur laut Australia.
Penampakan gurita langka ini dilaporkan pertama kali di situs berita lokal. Gurita selimut yang langka ini juga sering disebut jubah berdaging.
Jacinta Shackleton, ahli biologi kelautan dan pemandu terumbu karang, merekam dan memotret gurita selimut yang langka itu saat menyelam di lepas pantai Pulau Lady Elliot di Queensland pada 6 Januari lalu.
Keunikan dari spesies gurita langka ini, jubah gurita selimut hanya dimiliki gurita betina dan dapat dilepaskan saat mereka menghadapi keadaan darurat untuk mengalihkan perhatian predator.
Gurita selendang atau gurita selimut betina juga memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar, dibandingkan gurita jantan.
Menurut Great Barrier Reef Foundation, ukuran gurita langka yang dinamai blanket octopus betina bisa mencapai 2 meter, sementara gurita jantan memiliki ukuran yang kurang dari 2,4 cm.
Ini adalah perbedaan ukuran terbesar antara jenis kelamin hewan apapun.
Gurita selimut ini dikenal karena strategi berburunya yang aneh dengan merobek tentakel ubur-ubur beracun dan menggunakannya sebagai senjata untuk menangkap mangsa.
Penampakan gurita langka di Great Barrier Reef ini, disebut Shackleton sebagai pengalaman ‘pertemuan sekali seumur hidup’.
Sekilas hewan ini terlihat seperti mantel terbang. Ternyata mantel terbang tersebut merupakan pertahanan dari Gurita Mantel yang memiliki nama Tremoctopodidae atau blanket octopus ini.
Blanket octopus ini juga dikenal sebagai gurita selimut, mantel, sayap atau kerudung karena membran transparannya yang panjang menghubungkan lengan dan punggung gurita.
Untuk bertahan dari serangan pemangsa, hewan ini tidak menyemburkan tinta, melainkan melakukan kamuflase dan memotong tubuh.
Gurita mantel menggunakan membran yang menjuntai dan bergelombang di air, layaknya seperti mantel. Ketika membran itu terbuka lebar, maka akan memaksimalkan ukuran tubuhnya.
Gurita Mantel bisa ditemui di permukaan hingga pertengahan perairan sub tropis dan tropis di kedua belahan dunia. Kondisi lingkungan hidup gurita, sedikit banyak mempengaruhi usianya.
Gurita dapat berusia enam bulan hingga lima tahun. Gurita pejantan akan mati, tidak lama setelah kawin. Sedangkan gurita betina bisa berumur panjang.
Namun gurita betina juga sering lalai makan dan menyebabkan kematian usai menetaskan telur-telurnya karena selama satu bulan bisa saja gurita betina tidak makan.
Dalam sekali reproduksi, gurita betina sanggup membawa dan mengerami telurnya hingga 100.000 butir. Jika sedang berada di perairan subtropis dan tropis, bisa saja berjumpa dengan mantel yang melayang-layang di perairan ini. (Hilal)