Linimassa.id – Sedikitnya ada lima macam love language yang dikenal di dunia ini. Salah satunya adalah physical touch.
Ini adalah salah satu cara seseorang mengekspresikan kasih sayang dan cinta dengan cara melakukan sentuhan fisik, bahkan sentuhan yang paling sederhana sekalipun.
Laman Liputan6.com adalah physical touch merupakan salah satu dari lima macam love language.
Asal tahu, love language merupakan bentuk ekspresi dari perasaan kasih sayang dan cinta.
Jika perasaan kasih sayang dan cinta adalah hal yang ada dalam batin, makan love language adalah perwujudan dari perasaan itu.
Physical touch merupakan salah satu bentuk dan perwujudan dari perasaan kasih sayang. Physical touch bisa hadir dalam bentuk yang paling sederhana, bisa dalam membelai rambut, bergandengan tangan, duduk berdekatan sampai menempelkan sebagian tubuh, dan sebagainya.
Untuk lebih memahami lebih dalam mengenai physical touch, penting untuk mengetahui hal yang mendasar dari love language.
Konsep love language dikembangkan oleh Gary Chapman, Ph.D., dalam bukunya The 5 Love Languages: The Secret to Love That Lasts.
Pada buku tersebut Chapman menjelaskan bahwa lima gaya unik dalam mengekspresikan perasaan cinta. Hal itu dia rumuskan dari pengalamannya dalam konseling pernikahan.
Secara sederhana, love language merupakan cara seseorang dalam mengekspresikan cinta, salah satunya dengan physical touch.
Love language sendiri ada lima macam, jadi selain physical touch ada empat jenis love language lain. Ini meliputi words of affirmation, acts of service, receiving gifts, dan quality time.
Dilansir dari MBG, mengetahui jenis love language akan membantu dalam memahami tentang kebutuhan pasangan dan mendukung pertumbuhan satu sama lain. Sebab, jenis love language seseorang akan menentukan bagaimana seseorang ingin diperlakukan agar merasa dicintai.
Ini adalah 5 macam love language:
Words of Affirmation
Orang-orang yang memiliki love language berupa words of affirmation akan menghargai kata-kata sebagai bentuk ekspresi kasih sayang, termasuk kata-kata seperti “Aku cinta kamu,” pujian, kata-kata penghargaan, dan kata-kata penyemangat.
Orang yang memiliki love language berupa words of affirmation juga akan senang dengan berbagai macam obrolan, termasuk komunikasi melalui layanan pesan singkat dan media sosial.
Quality Time
Orang yang memiliki love language berupa quality time akan merasa dicintai ketika pasangannya meluangkan waktu untuk bersamanya, entah itu hanya sekadar mengobrol, nonton film, atau melakukan aktivitas bersama.
Anda yang memiliki pasangan dengan love language berupa words of affirmation, harus siap sedia untuk meluangkan waktu bersamanya.
Acts of Service
Seseorang yang memiliki love language berupa acts of service akan merasa dicintai ketika mendapatkan layanan atau bantuan sekecil apapun itu.
Tindakan seperti membantu memakaikan helm ketikan akan naik sepeda motor, membukakan pintu, membawakan barang bawaan, akan membuat orang yang memiliki love language jenis ini merasa begitu dihargai.
Receiving Gifts
Hadiah adalah bahasa cinta yang cukup sederhana. Seseorang yang memiliki love language berupa receiving gifts akan merasa dicintai ketika seseorang memberi hadiah.
Hadiah ini bukan tentang seberapa besar jika dinilai dengan uang, namun lebih ke pemikiran simbolis di balik barang tersebut.
Orang dengan love language ini menghargai proses pemberian hadiah: refleksi yang cermat, pemilihan hadiah untuk mewakili hubungan, dan manfaat emosional dari menerima hadiah.
Physical Touch
Orang dengan love language berupa physical touch akan merasa dicintai ketika mereka menerima sentuhan fisik, termasuk berciuman, berpegangan tangan, dan berpelukan di sofa.
Keintiman dan sentuhan fisik bisa sangat meneguhkan dan berfungsi sebagai penghubung emosional yang kuat bagi orang-orang dengan love language physical touch.
Physical Touch Tidak Selalu Seks
Mudah Jatuh Cinta
Banyak orang berpikir bahwa orang yang memiliki love language berupa physical touch diasumsikan sebagai orang yang menyukai hubungan seksual. Sebenarnya, love language physical touch dan seks adalah hal yang berlainan.
Physical touch mungkin bisa mencakup seks, namun tidak harus seperti itu. Orang yang memiliki love language berupa physical touch biasanya akan lebih merasa dicintai dan mendapatkan dorongan ekstra ketika mendapat sentuhan fisik sesederhana apapun itu, meski hanya sekadar belaian tangan atau pegangan tangan.
Demikian pula, orang yang sangat menyukai seks juga tidak bisa disebut memiliki love language berupa physical touch.
Intinya, love language berupa physical touch bisa mencakup seks, tapi tidak harus seperti itu. Begitu sebaliknya, orang yang menyukai seks belum tentu memiliki love language berupa physical touch. (Hilal)